Obat memiliki peranan
yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Penanganan dan
pencegahan berbagai penyakit tidak dapat di lepas dari tindakan terapi dengan
obat atau farmakoterapi. Saat ini terdapat banyak sekali pilihan obat, baik
yang dijual bebas di warung-warung, ataupun obat yang harus diambil dengan
resep dokter, seperti yang terdapat di apotek-apotek.
Tidak kalah penting,
obat harus selalu digunakan dengan benar, agar dapat memberikan manfaat yang
optimal terhadap proses penyembuhan penyakit. Terlalu banyaknya jenis obat yang
tersedia, ternyata dapat memberikan masalah tersendiri dalam praktek, terutama
menyangkut bagaimana memilih obat yang benar dan aman.
Para pemberi pelayanan
kesehatan, harus mengetahui secara rinci mengenai jenis obat yang diberikan
kepada pasiennya. Dan seringkali, informasi ini didapatkan dari produsen obat
tersebut, sehingga menyebabkan informasi yang diterima menjadi subjektif, dan
tidak objektif.
Terdapat 3 jenis
golongan obat, yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat keras. Obat
bebas adalah obat yang dijual bebas dipasaran yang dapat dibeli tanpa resep
dokter. Tanda khusus untuk obat bebas adalah tanda lingkaran berwarna hijau
dengan tepi berwarna hitam.
Obat bebas terbatas
adalah obat yang dijual bebas dan dapat dibeli tanpa resep dokter tetapi diberi
tanda peringatan tentang tata cara pemakaian obat tersebut. Tanda khusus untuk
obat ini adalah lingkaran biru dengan garis tepi hitam.
Obat keras adalah obat
yang dapat diperoleh dengan resep dokter. Ciri-cirinya adalah bertanda
lingkaran bulat merah dengan garis tepi berwarna hitam, dengan huruf K ditengah
yang menyentuh garis tepi. Obat ini hanya boleh dijual di apotik dan harus
dengan resep dokter pada saat membelinya.
Penggunaan obat yang
tidak tepat, tidak efektif, tidak aman, dan juga tidak ekonomis atau yang lebih
popular dengan tidak rasional, saat ini telah menjadi masalah tersendiri dalam
pelayanan kesehatan, baik dalam negara maju maupun negara berkembang. Masalah
ini umum dijumpai di unit-unit kesehatan masyarakat seperti rumah sakit,
puskesmas, praktek pribadi, maupun masyarakat luas.
Latar belakang penyebab
terjadinya masalah bersifat kompleks karena berbagai faktor ikut berperan. Hal
ini mencakup faktor yang berasal dari dokter, pasien, system, sarana pelayanan
yang tidak memadai, dan kelemahan regulasi-regulasi yang ada.
Untuk menjamin penggunaan
obat yang tepat, semua professional kesehatan harus mewaspadai lima hal yang
harus tepat dalam pembelian obat, yaitu tepat pasien, tepat obat, tepat dosis,
tepat rute pemberian, dan tepat waktu pemberian. Dalam manajemen risiko, semua hal
yang harus tepat ini, diubah menjadi kategori medication error. Medication
error adalah indikator yang menunjukkan kategori-kategori masalah dalam hal pemberian
ataupun penggunaan obat.
Beberapa masalah yang
dapat dikategorikan sebagai medication error adalah sebagai berikut :
- Memberikan resep yang salah yaitu pemberian obat yang sebenarnya tidak diresepkan untuk pasien tersebut.
- Kelebihan jumlah sediaan yang diperlukan yaitu apabila sediaan yang diberikan lebih besar dari total jumlah sediaan pada saat diminta oleh dokter.
- Kesalahan dosis atau kesalahan kekuatan obat yaitu apabila pada sediaan yang diberikan terdapat kesalahan jumlah dosis.
- Kesalahan rute pemberian yaitu apabila obat diberikan melalui rute yang berbeda dengan yang seharusnya, termasuk juga sediaan yang diberikan pada tempat yang salah.
- Kesalahan waktu pemberian yaitu apabila bentuk sediaan yang diberikan berbeda dengan yang diminta oleh dokter.
Sebagai masyarakat
umum, kita sebaiknya perlu memiliki pengetahuan tentang penggunaan obat-obatan
yang tepat. Hal ini bermanfaat agar tidak terjadi kesalahan saat sedang menjalani
terapi menggunakan obat-obatan.
Semoga informasi ini
dapat bermanfaat untuk kesehatan keluarga anda. Kini, tak perlu repot lagi
antri untuk berobat. Segera Download Aplikasi Rusabook sekarang juga.
Jangan
lupa follow akun sosial media kami di: