Kita semua tentunya
mengharapkan agar hidup ini berjalan baik - baik saja, tanpa adanya musibah
ataupun kecelakaan. Salah satu akibat fatal dari kecelakan selain kematian
adalah cedera otak. Cedera otak bervariasi tingkat keparahannya, mulai dari
cedera otak ringan hingga cedera otak berat. Cedera otak dapat disebabkan oleh
beberapa hal seperti kecelakaan lalu lintas, jatuh, terhantam benda keras, dan
sebagainya. Pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai cara menangani dan
mencegah cedera otak berat.
Cedera otak berat atau
cedera otak traumatic (traumatic brain injury) terjadi ketika kekuatan mekanik
luar menyebabkan disfungsi otak. Cedera otak traumatic berasal dari pukulan
keras atau sentakan ke kepala atau tubuh. Benda yang menembus tengkorak,
misalnya peluru, atau pecahan benda di tengkorak, juga bisa menyebabkan cedera
otak traumatic. Cedera kepala traumatic sedang sampai berat bisa memiliki semua
tanda dan gejala cedera ringan, serta gejala dibawah ini yang mungkin muncul
pada beberapa jam sampai hari pertama setelah cedera kepala.
Gejala fisik diantaranya :
- Kehilangan
kesadaran selama beberapa menit sampai beberapa jam.
- Sakit
kepala terus menerus yang semakin memburuk.
- Berulang
kali muntah atau mual.
- Kejang
- kejang.
- Pelebaran
salah satu atau kedua pupil mata.
- Penyerapan
cairan jernih dari hidung hingga telinga.
- Tidak
mampu bangun dari tidur.
- Lemah
atau mati rasa pada jari - jari tangan dan kaki.
- Kehilangan koordinasi.
Gejala kognitif atau mental :
- Kebingungan
yang mendalam.
- Mudah
marah, agresif, atau kebiasaan tidak wajar lainnya.
- Bicara
tidak jelas.
- Koma atau penyakit kesadaran lainnya.
Kejadian umum penyebab cedera otak traumatic, terutama trauma kepala adalah :
- Jatuh. Jatuh dari tempat tidur, terpleset
di kamar mandi, salah langkah, jatuh dari tangga, dan jatuh lainnya adalah
penyebab paling umum cedera otak traumatic secara keseluruhan, terlebih pada
orang dewasa yang lebih tua dan anak kecil.
- Tabrakan yang berhubungan dengan kendaraan. Tabrakan yang melibatkan mobil,
sepeda motor, sepeda dan pejalan kaki yang terlibat dalam tabrakan tersebut
adalah penyebab umum cedera otak traumatic.
- Kekerasan. Sekitar 20% cedera otak traumatic
disebabkan oleh kekerasan, misalnya luka tembak, kekerasan dalam rumah tangga,
atau penyiksaan anak. Sindrom guncangan bayi adalah cedera otak traumatic
karena guncangan kuat pada bayi yang merusak sel - sel otak.
- Cedera olahraga. Cedera otak traumatic mungkin
disebabkan oleh cedera dari beberapa jenis olahraga, termasuk sepak bola,
tinju, hoki, dan olahraga berisiko tinggi lainnya.
- Cedera akibat ledakan dan perkelahian
lainnya. Ledakan
adalah penyebab umum dari cedera otak traumatic dalam personil militer yang
bertugas.
Pengobatan darurat
untuk cedera otak traumatic sedang sampai parah fokus pada memastikan seseorang
memiliki persediaan oksigen dan darah yang memadai, mempertahakan tekanan
darah, dan mencegah cedera kepala atau leher lebih jauh. Orang dengan cedera
parah mungkin juga memiliki cedera lain yang harus ditangani.
Ikutilah tips dibawah
ini untuk mencegah cedera otak berat :
- Sabuk pengaman dan kantong udara. Selalu kenakan sabuk pengaman didalam
kendaraan bermotor. Anak kecil harus selalu duduk dibangku belakang mobil dan
dijangka dibangku yang aman.
- Alkohol dan penggunaan obat - obatan.
Jangan berkendara
dibawah pengaruh alkohol dan obat - obatan, termasuk obat resep yang mampu
mengganggu kemampuan berkendara.
- Helm. Kenakan helmet saat mengendarai
sepeda, skateboard, sepeda motor, mobil salju, motor salju, atau kendaraan
lainnya. Juga kenakan pelindung kepala saat berolahraga dengan kontak langsung,
seperti base ball ,ski, snowboard, dan sebagainya.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: