GTM
(Gerakan Tutup Mulut) pada anak merupakan masalah besar bagi para ibu muda. Bisa
membuat para ibu galau dan sedih mengalahkan saat diputus pacar (ini fakta,
saya pun merasakan hal yang sama). Bagaimana tidak galau, sebab si kecil jika
sedang mengalami GTM pasti yang dilakukan adalah menyemburkan makanan, melepeh,
dan lainnya. Tidak hanya menutup mulutnya saja.
Dampak
dari GTM ini banyak sekali, di antaranya adalah mudah sakit, berat badan
menurun, dan kekurangan gizi. Padahal gizi sangat diperlukan untuk otak dan
tumbuh-kembangnya.
Gerakan
Tutup Mulut adalah kondisi di mana si kecil tidak mau membuka mulutnya ketika
disuap. Jika si kecil menunjukkan tanda tidak mau makan, jangan dipaksa,
diamkan terlebih dulu beberapa menit. Anak semakin dipaksa, maka kian menutup
rapat mulutnya.
GTM
ini penyebabnya banyak sekali, di antaranya bosan, sedang sakit, tidak lapar
atau karena trauma. Menurut penelitian multisenter yang dilakukan oleh Ikatan
Dokter Anak Indonesia, penyebab yang paling banyak adalah Inappropriate Feeding Practice, yaitu perilaku makan yang tidak
benar atau pemberian makanan yang tidak sesuai usia.
Saat
anak GTM yang paling penting dan utama cari penyebabnya, nanti pasti akan
ketemu solusinya. Sebab, anak kita sendiri yang pasti kita yang harus cari tahu
sebab anak GTM. Bukan menyerah dan cari cara instan dengan memberikan vitamin
penambah nafsu makan, karena vitamin diberikan harus dengan resep dokter dan tidak
boleh sembarangan diberikan. Vitamin pun sebenarnya juga tidak begitu ampuh untuk
menambah nafsu makan anak.
Di antara sebab anak GTM yang sering terjadi, juga cara penanganannya:
- Cek mulutnya, barangkali mau tumbuh gigi, sariawan, mulut berjamur (Jika iya, wajar anak jadi GTM, solusinya sembuhkan dulu).
- Apakah kebanyakan susu atau camilan sebelum jam makan? (Jika iya, maka atur camilan jangan berdekatan jam makan. Minimal jarak antara jam camilan dan jam makan dua jam, supaya perut kosong dan lapar).
- Mungkin Bosan dengan suasana makan (solusinya bisa ajak makan bareng dan biarkan makan sendiri, ajak makan di halaman depan atau halaman belakang atau ajak makan di luar ).
- Mungkin Bosan menu (bisa kreasikan bentuk dan olahan menu. Bisa Sajikan bakar, panggang, kukus dan macam-macan sayuran berkuah).
- Mungkin pernah trauma dipaksa makan. (Jika iya, kita harus minta maaf pada anak, sounding jika makan itu penting. Poin ini yang sering terjadi , karena saya sendiri pun mengalaminya, semakin anak dipaksa makan, akan semakin tidak mau makan, karena pasti si anak merasa kesal dan marah, sehingga mood makan semakin hilang. Jadi buat mood anak senang, supaya mood makan muncul).
- Pernah trauma sendok mungkin (Bisa gonta-ganti sendok dan peralatan makannya).
- Bosan dengan nasi mungkin (solusinya bisa gonta-ganti karbonya, karena makan tidak harus nasi. Banyak sekali jenis karbo, di antaranya ubi, singkong, roti, mi, pasta, Makaroni, kentang, kabocha. Orang bule tidak makan nasi juga sehat dan cerdas. Jadi ubah pemikiran kita kalau makan harus nasi , jika belum makan nasi maka belum makan).
Aturan
makan yang harus dijalankan,
1.
Makan cukup 30 menit habis tidak habis harus selesai, supaya anak makin tidak
bosan.
2.
1-2 jam sebelum makan usahakan perut kosong
3.
Hanya berikan susu dan camilan di jamnya
Jadi,
intinya jangan terlalu bingung dan galau saat anak GTM. Cari dulu sebabnya
nanti pasti akan ketemu solusinya. Jika segala cara sudah dilakukan, tetapi si
kecil tetap susah makan, maka sebaiknya segera bawa ke dokter.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: