Para ibu muda biasanya
khawatir jika bayi yang masih berusia di bawah enam bulan mengalami siklus BAB
lebih dari lima kali. Namun, sebenarnya bayi ASI Ekslusif wajar jika mengalami
BAB berkali-kali, karena kadang bisa sepuluh kali dalam sehari semalam. Yang
paling penting warna pup kuning cerah dan bayi tidak lemas serta masih aktif.
Jika sudah MPASI yaitu usia
enam bulan ke atas, dikatakan diare jika feses cair, berwarna hijau, berlendir,
tidak berampas, dan BAB lebih dari lima kali dalam sehari semalam. Akan tetapi,
diare tidak harus panik langsung dibawa ke dokter. Sementara cukupi kebutuhan
cairan. Sebab, diare yang paling penting adalah menjaga asupan cairan agar
tidak dehidrasi.
Perbanyak minum air putih,
gempur ASI, dan jangan lupa beri oralit. Sedangkan untuk membantu memadatkan
feses bisa beri makanan yang mengandung serat tinggi seperti tempe, pisang,
wortel, kentang, dan yoghurt. Biasanya diare pada anak
disebabkan oleh virus. Akan sembuh sendiri selama tujuh hari tanpa obat ataupun
diberi antibiotik.
Jika tinja anak berlendir
dan berdarah, penyebabnya biasanya amoeba. Bisa diobati dengan antibiotik. Akan
tetapi, tidak asal memberikannya, perlu melalui pemeriksaan analisis tinja dan
harus dengan resep dokter. Akan tetapi, kita juga harus
waspada terhadap diare. Sebab, merupakan salah satu penyebab kematian bayi
tertinggi di Indonesia. Di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian bayi (usia 29 hari-11 bulan)
dengan persentase mencapai lebih dari 30% dan sekitar 25% pada balita berumur
1-4 tahun.
Apa Saja Penyebab Diare?
Banyak sekali penyebab diare
pada bayi, jika ditelaah. Di antaranya infeksi usus sampai perubahan pola
makan, infeksi parasit, bakteri, atau virus. Bayi dan balita seringkali
memegang benda yang belum tentu bersih. Kadang-kadang suka memasukkan tangan ke
mulutnya, karena itu kebersihan tangan bayi wajib dijaga. Terkadang diare
disebabkan oleh kurang bersihnya ketika mencuci peralatan makannya.
Kekebalan tubuh pada bayi
dan balita yang masih dalam tahap berkembang juga membuat lebih rentan tertular
penyakit, keracunan makanan. Bisa juga karena alergi terhadap makanan tertentu.
Biasanya terjadi pada bayi yang baru awal MPASI, sebab pencernaannya masih
penyesuaian.
Kapan anak perlu dibawa ke
dokter, ketika mengalami diare?
- Diare lebih dari seminggu
- Ada darah pada feses
- Tampak lemah dan lesu
- Mata cekung
- Muntah berkali-kali
- Mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti buang air kecil berkurang, mulut kering, tidak mau minum, terlihat sangat kehausan, tidak responsif dan mengantuk
Lalu, bagaimana bentuk dan
warna feses pada bayi atau balita yang mengalami diare?
- Cokelat muda atau cokelat kekuningan. Biasanya ditemukan pada bayi yang mengonsumsi susu formula.
- Hijau kehitaman, disebut juga mekonium, merupakan feses yang muncul ketika bayi baru lahir.
- Hijau kecokelatan. Warna feses bayi kira-kira lima hari setelah lahir.
- Kuning kehijauan. Warna feses bayi yang setelah lahir mengkonsumsi ASI.
- Warna lain. Feses bayi akan berwarna cokelat pekat, jika sudah mengonsumsi makanan padat. Warna ini akan berubah sesuai dengan jenis makanan yang dikonsumsinya.
Apa saja yang perlu
dilakukan ketika bayi atau balita mengalami diare?
Jika bayi ASI, maka gempur
ASI terus. Sementara apabila bayi minum susu formula, maka turunkan tingkat
kekentalan susu atau ganti dengan susu bebas laktosa sementara waktu. Hal ini
bertujuan untuk meringankan kerja usus sehingga diare tidak semakin parah.
Namun, jika balita sudah di atas satu tahun sebaiknya jangan beri susu dulu.
Jangan lupa berikan cairan oralit.
Jika bayi sudah mulai MPASI, sebaiknya hindari memberikan makanan tinggi serat
seperti sayur, buah-buahan, keju dan daging. Untuk sementara waktu bisa
diturunkan teksturnya, supaya mudah dicerna. Berikan juga pisang, saus apel,
bubur dan cereal guna memadatkan feses sehingga diare pun lebih cepat berhenti.
Diare ini tidak bisa
dianggap enteng dan sepele, sebab salah satu penyakit berbahaya dan bisa
menyebabkan kematian. Jangan sampai bayi atau balita dehidrasi.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: