Cacar air, Cacar api,
dan cacar ular merupakan beberapa jenis penyakit cacar yang telah dikenal dan
sering terjadi di Indonesia. Penyakit cacar umumnya disebabkan oleh virus
varicella zooster yang menyebabkan timbulnya bintik - bintik merah pada kulit
disertai dengan lenting yang berisi nanah (cacar air), rasa panas yang hebat
(cacar api), maupun berbentuk memanjang seperti ular (cacar ular). Belakangan
ini, public dihebohkan dengan kabar hoak yang mengatakan bahwa seorang anggota
TNI meninggal karena terserang penyakit cacar monyet. Padahal, faktanya adalah
kejadian tersebut terjadi di Negara singapura dan menimpa warga singapura usai
melakukan kunjungan ke Nigeria.
Penyakit cacar monyet
masih terdengar asing, bahkan hampir tidak pernah terdengar di telinga kita.
Hal itu terjadi karena memang, penyakit ini baru pertama kali terjadi di salah
satu Negara asia tenggara, dan bukan berasal dari benua asia. Penyakit cacar
monyet berasal dari benua afrika, tepatnya di Negara kongo. Penyakit cacar
monyet pertama kali ditemukan di Negara kongo pada tahun 1970. Kasus cacar
monyet pertama yang terjadi diluar benua afrika ditemukan pada tahun 2003 di Negara
amerika serikat. Dan baru - baru ini penyakit cacar monyet ditemukan menyerang
pria berusia 38 tahun di Negara singapura usai berkunjung ke Nigeria.
Cacar monyet merupakan
penyakit yang terjadi akibat virus langka yang ditularkan dari binatang yang
terinfeksi ke manusia. Agen penyakit cacar monyet umumnya adalah primata,
tetapi dapat ditularkan pula oleh hewan pengerat seperti tikus. Penularan penyakit
cacar monyet dapat terjadi ketika seseorang berdekatan dengan binatang yang
terinfeksi maupun mengkonsumsi daging dari hewan yang terinfeksi. Sebagian
besar kasus ditularkan dari hewan ke manusia, sedangkan kasus penularan
penyakit cacar monyet dari manusia ke manusia sangat jarang terjadi.
Ketika seseorang telah
terinfeksi virus cacar monyet untuk pertama kali, gejalanya tidak langsung nampak.
Gejala baru akan timbul pada kurun waktu 14 - 21 hari setelah terpapar virus
cacar monyet. Gejala yang muncul biasanya mirip dengan penyakit cacar,
vitiligo, kudis, maupun campak dengan gejala seperti demam, pembesaran kelenjar
getah bening, sakit otot, dan ruam kulit.
Penyakit cacar monyet memiliki 2
periode infeksi, yaitu :
1. Periode invasi
Periode invasi dimulai
dengan gejala demam, sakit kepala intens, pembengkakan pada nodus limfa, nyeri
punggung, nyeri otot, dan kekurangan energy. Periode invasi biasanya
berlangsung selama 5 hari.
2. Periode erupsi kulit
Pada periode ini ruam
mulai muncul pada area wajah dan mulai menyebar ke seluruh tubuh. Ruam ini
berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, adanya lepuhan bening yang
berisi cairan, dan kemudian mengeras. Diperlukan waktu hingga tiga minggu
sampai ruam tersebut menghilang.
Hingga saat ini, belum
ditemukan obat untuk mencegah maupun untuk mengobati penyakit cacar monyet
secara keseluruhan. Penanganan ataupun pengobatan terhadap penyakit cacar
monyet saat ini baru sebatas pada gejala yang di timbulkannya, seperti jika
terjadi demam maka diberikan obat demam, jika terjadi sakit kepala maka
diberikan obat sakit kepala dan sebagainya. Walaupun penyakit ini belum terjadi
di Indonesia, ada baiknya kita harus selalu waspada dengan melakukan upaya
pencegahan seperti menghindari kontak dengan tikus dan primata, serta batasi
konsumsi daging yang tidak dimasak dengan benar.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: