Ayan atau epilepsi merupakan
penyakit kronis yang memiliki ciri khas berupa kejang kambuhan yang sering
muncul tanpa diketahui penyebabnya. Epilepsi terjadi karena adanya gangguan
sistem saraf pusat yang menyebabkan kejang hingga kehilangan kesadaran. Kejang
memang gejala utama dari penyakit epilepsi, tetapi tidak semua orang yang
mengalami kejang merupakan pengidap epilepsi. Penyakit epilepsi dapat
dikendalikan dengan menggunakan terapi obat - obatan. Salah satu jenis obat
yang sering diunakan untuk mengendalikan penyakit epilepsi adalah clobazam.
Clobazam merupakan
obat anti kejang yang berfungsi untuk membantu mengendalikan gejala kejang dan epilepsi.
Obat ini termasuk kedalam kelas obat benzodiazepines yang bekerja di otak dan
sistem saraf pusat untuk menghasilkan efek yang menenangkan. Clobazam bekerja
dengan cara meningkatkan efek zat alami tertentu didalam tubuh. Dosis clobazam
diberikan berdasarkan kondisi medis pasien dan respon pasien terhadap
pengobatan yang dilakukan. Obat ini paling baik disimpan dalam suhu ruangan.
Jauhkan dari paparan sinar matahari langsung dan jangan menyimpannya pada
tempat yang lembab.
Dosis clobazam untuk orang dewasa
Gangguan kecemasan berat
:
- Dewasa
: Dosis awal 20 - 30 mg per hari dalam dosis terbagi atau dosis tunggal dimalam
hari selama 2 - 4 minggu.
- Lansia
: Mulai dengan dosis kecil, kemudian tambahkan dosis hingga mencapai 10 - 20 mg
per hari.
Dosis clobazam untuk anak - anak
Dosis harian awal
untuk kejang :
- Berat
badan 30 kg atau kurang : 5 mg oral per hari.
- Berat
badan lebih dari 30 kg : 10 mg oral per hari dalam 2 dosis terbagi.
Efek samping
Berikut ini merupakan
beberapa efek samping yang dapat terjadi akibat penggunaan obat clobazam, yaitu
:
- Merasa
lemah, lelah, atau mudah marah
- Bicara
tidak jelas, kehilangan keseimbangan atau koordinasi
- Nafsu
makan menurun
- Mengeluarkan
air liur
- Gangguan
tidur
- Sembelit
- Mual
dan muntah
- Sulit
menelan
- Demam
ringan
- Batuk
tidak berdahak
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: