Wednesday, September 25, 2019

Bayi Kuning: Penyebab, Ciri-Ciri, dan Cara Mengatasinya

Bayi Kuning: Penyebab, Ciri-Ciri, dan Cara Mengatasinya



Bunda melihat ada yang tak beres pada selaput putih mata dan kulit si Kecil yang baru lahir? Tampak warna kekuningan muncul di wajah, dada, punggung, bahkan pada kedua telapak kaki.

Apalagi jika dilihat dengan seksama di dalam ruang dengan pencahayaan yang cukup terang. Kemungkinan bayi Bunda mengalami sakit kuning.


Sakit kuning? Apa itu?

Sakit kuning (jaundice) pada bayi alias bayi kuning atau ikterus neonatorum adalah penyakit kuning karena kadar bilirubin dalam darah terlalu tinggi. Umumnya hal ini terjadi pada bayi usia 2-4 hari.

Bayi kuning biasanya dianggap wajar apalagi jika terjadi pada bayi yang kurang bulan (lahir sebelum 38 minggu). Sebagian kasus juga terjadi pada bayi yang mengkonsumsi ASI.

Kuning tersebut muncul karena hati bayi yang belum matang. Sehingga belum maksimal dalam meminimalisir kadar bilirubin dalam aliran darah. Meski begitu, adakalanya penyebab kuning terjadi karena penyakit lain. Kondisi ini perlu diperiksa lebih lanjut oleh dokter spesialis.


Ciri-ciri bayi kuning

Apa saja ciri-ciri sakit kuning? Berikut ini tanda-tanda yang terlihat secara fisik:


  • Warna kekuningan pada bagian kulit bayi mulai dari dahi, leher, dada, punggung.
  • Selain tampak dari kulit, ciri bayi kuning yang paling kentara adalah perubahan warna selaput menjadi kekuningan. Bisa dilihat pada sklera mata atau gusi bayi yang terlihat kuning dan kusam.
  • Warna urine bayi tampak pekat. Walaupun warna urine bayi yang normal adalah tak berwarna.
  • Normalnya pup bayi yang mengkonsumsi ASI eksklusif berwarna kuning terang dengan tekstur butiran seperti biji cabai. Sementara bayi kuning memiliki kotoran atau pup bayi yang berwarna lebih pucat.
  • Jika tinja bayi terlihat pucat seperti dempul, bayi harus segera diperiksa di pusat kesehatan.


Waspada jika ciri-ciri ini muncul pada bayi:

  • Gejala kuning muncul pada bayi baru lahir di bawah 24 jam.
  • Bayi tidur terus-menerus. Tidak mau dibangunkan.
  • Bayi tampak lemas, terkulai, dan kurang aktif.
  • Bayi enggan minum ASI. Meski dibangunkan, ia akan tertidur lagi.
  • Demam mencapai 38 derajat Celcius atau lebih.
  • Sesak nafas.
  • Kuning meluas hingga ke telapak kaki.
  • Berat badan turun.


Penyebab Bayi Kuning
Saat bayi lahir organ hati belum optimal dalam mengeliminasi bilirubin. Bilirubin sendiri merupakan zat dari hasil pemecahan sel darah merah. Pada bayi yang baru lahir, sel darah merah diolah menjadi bilirubin yang lebih tinggi.

Bilirubin umumnya diolah di bagian organ hati yang bertugas membuang zat ini melalui urine dan feses. Jika hati berfungsi normal, akan tampak bahwa warna kekuningan terbuang pada urine dan kotoran bayi.

Sebaliknya, karena hati bayi baru lahir belum matang, membuat bilirubin tertahan pada aliran darah dan berdampak pada kulit bayi. Bahkan dalam kondisi serius, kadar bilirubin yang terlalu tinggi bisa merusak otak bayi.

Angka bayi kuning fisiologis dialami sekitar 50% pada bayi lahir cukup bulan dan 75% bayi kurang bulan. Meski demikian bukan berarti kondisi ini bisa diremehkan. Karena risiko berbahaya akibat kelebihan bilirubin ini juga bisa terjadi.


Cara Merawat dan Mengatasi Bayi Kuning

Mayoritas bayi baru lahir mengalami sakit kuning ringan atau disebut juga penyakit kuning fisiologis. Bayi kuning fisiologis lazim terjadi dan tidak berbahaya karena bisa normal kembali dalam waktu 2-3 minggu.


Cara merawat dan menangani bayi kuning fisiologis adalah sebagai berikut:

1. Pemberian ASI

Bunda bisa memberikan ASI eksklusif setiap 2 jam atau sesering mungkin. Jika bayi menolak menyusu karena tidur, upayakan untuk membangunkannya dengan lembut. ASI berperan penting dalam produksi urine dan feses sehingga kelebihan bilirubin bisa terbuang. Semakin sering bayi pipis atau pup, semakin baik untuk mempercepat pembuangan bilirubin.

2. Menjemur Bayi di Pagi Hari

Secara tradisional, para ibu sejak dulu menjemur bayi sebagai solusi mengatasi penyakit kuning. Hanya memakai popok dan penutup mata, si Bayi dijemur setiap pagi agar kulitnya terpapar sinar matahari selama kurang lebih 30 menit. Menurut penelitian, metode ini efektif untuk mengatasi kuning pada bayi jika dilakukan dengan benar. Sinar matahari pada pukul 07.00 hingga 10.00 bermanfaat untuk memecah bilirubin indirek. Sehingga hati bayi bisa mengurainya dengan mudah.

3. Fototerapi

Fototerapi adalah salah satu cara penanganan bayi kuning yang biasa disarankan oleh dokter dengan menyinari bayi dengan cahaya lampu khusus dengan spektrum biru selama 2 x 24 jam atau 3 x 24 jam. Metode penyinaran ini tergolong aman dan minim efek samping.

Fototerapi dilakukan dengan menempatkan bayi pada tempat khusus. Sinar biru dari lampu khusus dipaparkan pada sekujur tubuh bayi, kecuali pada daerah alat kelamin dan mata (kedua bagian ini ditutup). Fungsi sinar biru adalah untuk membantu mempercepat pemecahan bilirubin dalam darah dan membuangnya lewat urine dan feses.

Saat dilakukan fototerapi, bayi biasanya lebih cepat haus sehingga Bunda perlu menyusuinya setiap 3-4 jam atau sesuai keperluan. Beberapa ibu memilih untuk memerah ASI dan memberikannya ke perawat untuk diberikan pada bayi tanpa memutus durasi sesi fototerapi.

4. Transfusi Tukar

Bila fototerapi belum efektif menangani bayi kuning, dokter mungkin menerapkan transfusi tukar. Apalagi jika level bilirubin tinggi dalam jangka waktu yang lama. Caranya, darah bayi akan diganti dengan darah baru dari pendonor.

Fungsi darah baru ini adalah untuk menggantikan sel darah merah bayi yang rusak dengan yang sehat. Proses ini dilakukan untuk menaikkan kadar sel darah merah dan mengeliminasi bilirubin pada tubuh si Kecil.





Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk kesehatan keluarga anda. Kini, tak perlu repot lagi antri untuk berobat. Segera Download Aplikasi Rusabook sekarang juga. 

Jangan lupa follow akun sosial media kami di:
Bila ada pertanyaan bisa email ke : info@rusabook.com dan kunjungi website kami di http://www.rusabook.com


Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search