Testosteron merupakan hormon
steroid dari kelompok androgen. Penghasil utama hormon testosteron adalah
testis pada pria dan indung telur pada wanita. Hormon ini merupakan hormon utama
pada pria dan merupakan steroid anabolik. Hormon testosteron memegang peranan
penting antara lain meningkatkan libido, energi, fungsi imun, dan perlindungan
terhadap osteoporosis. Hormon ini juga dapat meningkatkan gairah seksual,
produksi sperma, kekuatan tulang, serta massa otot pria. Sayangnya, sering
dengan bertambahnya usia, kadar hormon testosteron yang ada didalam tubuh pria
mengalami penurunan. Oleh karena itu, tidak jarang sebagian pria mengkonsumsi
suplemen testosteron. Tetapi, amankah mengkonsumsi hormon buatan tersebut dan
adakah efek sampingnya ? Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai
bahaya mengkonsumsi suplemen testosteron secara sembarangan.
Suplemen testosteron dibuat
sebagai pengganti hormon testosteron alami tubuh yang mulai mengalami penurunan
produksi seiring dengan bertambahnya usia. Suplemen testosteron berguna untuk
meningkatkan gairah seksual, dan mengobati penyakit hipogonadisme pada pria.
Hipogonadisme sendiri merupakan kondisi ketika kadar testosteron dalam tubuh
terlalu rendah. Namun, meskipun penelitian menunjukkan hasil yang positif,
suplemen ini ternyata juga menyimpan bahaya yang dapat menimbulkan risiko
kesehatan.
Berikut ini merupakan beberapa risiko bahaya dari suplemen testosteron
jika dikonsumsi secara sembarangan, yaitu :
1. Gangguan jantung
Penggunaan hormon testosteron
buatan dalam jangka panjang diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya
masalah kardiovaskular seperti stroke, serangan jantung, dan kematian akibat
penyakit jantung. Hal ini dibuktikan pada sebuah studi yang dilaporkan dalam the new England journal of medicine. Dalam
penelitian tersebut diketahui bahwa pria yang berusia diatas 65 tahun yang
menggunakan hormon testosteron buatan berbentuk gel berisiko lebih tinggi
mengalami gangguan jantung.
2. Gangguan prostat
Penelitian lain yang
dilakukan pada tahun 2014 menemukan bahwa terapi testosteron dapat meningkatkan
risiko terjadinya risiko terjaidnya kanker prostat pada tikus jantan. Meskipun
percobaan dilakukan pada tikus, hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal
endocrinology ini diduga memiliki potensi efek samping yang serupa jika
digunakan pada manusia, khususnya kaum pria.
3. Sindrom metabolik
Pria yang rutin
mengkonsumsi suplemen testosteron juga diketahui memiliki kadar kolesterol HDL yang
lebih rendah. Padahal, kolesterol HDL merupakan kolesterol baik yang diperlukan
oleh tubuh. Jika hal ini dibiarkan dalam waktu lama, maka pria yang berusia
lanjut memiliki kemungkinan untuk mengembangkan sindrom metabolik. Sindrom metabolik
merupakan kumpulan dari berbagai masalah kesehatan seperti diabetes, tekanan
darah tinggi, maupun kolesterol tinggi.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: