Saturday, December 14, 2019

5 Langkah Penting Menjaga Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja Aktif

5 Langkah Penting Menjaga Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja Aktif




Masa remaja sering diartikan sebagai masa peralihan seseorang dari anak-anak menuju dewasa, atau biasa disebut dengan pubertas. Peristiwa pubertas pada perempuan ditandai dengan datangnya haid pertama atau mens. Sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Pada masa peralihan ini, para remaja biasanya selalu bergerak aktif seiring dengan pertumbuhan hormon dalam tubuhnya.

Aktivitas di sekolah dan lingkungan sekitar menuntut remaja untuk berkontribusi dalam banyak kegiatan seperti di organisasi, ekstrakurikuler, les, perlombaan dan banyak kegiatan lainnya. Hal ini membuat kita seringkali melupakan kebersihan dan kesehatan pada bagian reproduksi. Padahal, sistem reproduksi merupakan bagian penting agar tetap dapat mempertahankan keturunan. Jika kita tidak pintar dalam menjaga kesehatan reproduksi, maka bukan tidak mungkin sistem reproduksi kita akan menjadi sarang penyakit. Berikut adalah langkah penting menjaga kesehatan reproduksi bagi remaja yang bergerak aktif.


1. Mengonsumsi makanan sehat dan bernutrisi

Makanan yang kita konsumsi sehari-hari memberikan pengaruh bagi kesehatan tubuh. Sayangnya, kita sebagai remaja seringkali mengonsumsi makanan yang memiliki nilai nutrisi yang rendah yaitu junk food. Tentu dengan alasan praktis, murah dan mudah didapatkan. Padahal, banyak sekali kandungan bahan kimia yang dapat merusak kesehatan jika sering dikonsumsi. Salah satunya dapat mengganggu kesehatan reproduksi.

Mengonsumsi makanan yang sehat dan bernutrisi dapat menunjang kesehatan organ reproduksi. Penting bagi kita untuk mulai menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan yang sehat. Syarat makanan sehat itu sendiri adalah bersih, mengandung nutrisi serta gizi yang baik dan seimbang. Sumber makanan sehat dapat kita peroleh dari buah, sayur, daging dan telur, kacang-kacangan, susu, serta ikan dan makanan laut. Jangan lupakan untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan mengonsumsi setidaknya 8 gelas atau 2 liter air putih setiap harinya.


2. Hindari rokok dan minuman beralkohol

Sebagai remaja, kita seringkali diidentikkan dengan kenakalan yang tidak ada habisnya. Kenakalan ini sendiri dipicu oleh lingkungan pergaulan yang kurang baik, dimana remaja mulai ‘coba-coba’ dengan hal baru yang kita anggap legal karena sudah ‘masanya’. Seperti rokok dan minuman beralkohol, kandungan bahan di dalamnya menghasilkan efek ketergantungan dimana semakin sering kita konsumsi makan semakin sulit untuk lepas.
Perlu kita ketahui, merokok dapat mengganggu kualitas sel telur dan sel sperma. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengungkapkan bahwa penyakit impotensi pada laki-laki banyak dialami oleh para perokok. Dikarenakan kandungan bahan kimia yang sifatnya beracun dapat mengurangi produksi sperma pada laki-laki. Utamanya pada usia remaja, merokok menyebabkan resiko tidak memiliki keturunan. Sedangkan pada perempuan dapat mengurangi tingkat kesuburan. Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dapat menyebabkan berkurangnya kadar testosteron pada laki-laki dan gangguan ovulasi pada perempuan.


3. Hindari hubungan seks yang beresiko

Masih berkaitan dengan kenakalan remaja, keingintahuan kita yang besar terhadap hal-hal baru tidak luput dari perilaku seks bebas yang beresiko terhadap kesehatan. Di era digital ini, informasi mengenai bahaya seks bebas mudah sekali kita temukan dibandingkan masa remaja orang tua kita dahulu. Sayangnya, para remaja pada masa kini masih enggan untuk menerima dan mengasup informasi tersebut sehingga banyak dari kita yang salah langkah dan masuk ke dalam pergaulan bebas.

Kasim (2014) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa akibat perilaku seks beresiko, tidak sedikit remaja laki-laki yang mengidap penyakit kelamin seperti sipilis atau ‘raja singa’. Sedangkan bagi perempuan yang melakukannya di bawah umur umumnya mengalami trauma hingga paling fatal dapat berakibat depresi. Dampak lain perilaku seks beresiko para remaja terhadap kesehatan reproduksi, diantaranya: (1) kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy) dan melahirkan di usia muda berakibat pada kematian ibu, (2) tertular PMS termasuk HIV/AIDS, serta (3) konsekuensi psikologis dimana kondisi sehat secara fisik, sosial dan mental yang berhubungan dengan sistem, fungsi serta proses reproduksi para remaja tidak terpenuhi.

Perilaku seks beresiko sudah sejak lama marak terjadi di kalangan remaja. Padahal, dampak buruknya nyata terjadi di sekitar kita dan berakibat dalam jangka panjang. Alangkah baiknya kita menghindari perilaku seks bebas yang beresiko untuk kesehatan dan masa depan yang sudah menanti.


4. Bersihkan organ reproduksi dengan benar

Banyaknya kegiatan aktif pada usia remaja membuat kita seringkali lupa menjaga kebersihan organ reproduksi. Sedangkan kebersihan itu sendiri erat kaitannya dengan kesehatan. Melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan reproduksi, diantaranya:
  • Mengganti pakaian dalam setidaknya 2 kali dalam sehari. Hal ini dilakukan untuk menghindari masuknya bakteri akibat pakaian dalam yang terlalu lama digunakan. Jika terasa lembab, segera ganti dengan yang baru dan pastikan bahan yang digunakan dapat menyerap keringat seperti bahan katun.
  • Membersihkan organ reproduksi setelah selesai kencing dan buang air besar.
  • Memakai handuk yang lembut, kering dan tidak berbau.
  • Gunakan air bersih dan hindari penggunaan produk pembersih seperti sabun sirih karena dapat menyebabkan iritasi.
  • Bagi perempuan, bersihkan organ reproduksi dari depan ke belakang untuk menghindari masuknya bakteri dari anus ke dalam kelamin.
  • Bagi laki-laki, disarankan untuk melakukan sunat agar terhindar dari infeksi bakteri akibat penumpukan kotoran pada kulup penis.

5. Rutin cek kesehatan

Banyak dari masyarakat kita masih memiliki anggapan bahwa memeriksakan kesehatan, utamanya kesehatan reproduksi adalah saat menujukkan gejala penyakit atau saat perempuan tengah hamil. Memeriksakan kesehatan tubuh tidak perlu menunggu datangnya penyakit, karena terkadang kehadiran penyakit seringkali tidak kita sadari. Pasalnya, pengertian sehat bukan hanya terbebas dari penyakit secara fisik akan tetapi juga sehat secara psikologis.


Usia remaja adalah usia yang tepat untuk mulai memeriksakan kesehatan reproduksi secara rutin karena pada usia inilah terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang cepat baik dari segi fisik maupun psikologis. Rutinitas cek kesehatan ini juga ditujukan agar kita mendapat informasi yang tepat mengenai fungsi, proses dan kesehatan repoduksi agar dapat lebih bertanggung jawab terhadap diri remaja. Maka dari itu, baik remaja laki-laki maupun perempuan harus memiliki pengertian dan pemahaman yang luas mengenai kesehatan reproduksi.




Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk kesehatan keluarga anda. Kini, tak perlu repot lagi antri untuk berobat. Segera Download Aplikasi Rusabook sekarang juga. 

Jangan lupa follow akun sosial media kami di:
Bila ada pertanyaan bisa email ke : info@rusabook.com dan kunjungi website kami di http://www.rusabook.com

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search