Di Indonesia,
seks masih merupakan hal tabu untuk dibahas, terlebih oleh orang tua kepada anaknya.
Seksualitas menurut orang
tua
merupakan ranah untuk orang
dewasa saja. Rendahnya kesadaran
orangtua dalam memberikan pendidikan seks meningkatkan faktor penyebab
meningkatnya kasus seks
yang menyimpang. Menurut KPAI 70% orangtua belum mampu mengasuh anak mereka
menggunakan metode yang sesuai dengan perkembangan anak zaman sekarang.
Kebanyakan orangtua beranggapan bahwa pendidikan seks hanya berisi tentang
pemberian informasi alat kelamin,
sedangkan masalah seksualitas begitu kompleks untuk disampaikan.
Tips
mempersiapkan pendidikan seks untuk anak :
- Bicarakan seks sebagai hal yang wajar, seperti halnya membeicarakan hal lain.
- Pastikan anak tahu bahwa ketika dia bertanya seputar seksual, orang tua selalu bersedia mendengar dan menjawabnya.
- Jika anak senang membaca buku, majalah, atau membuka internet, jadikanlah aktivitas itu sebagai titik awal yang baik. Pilih beberapa informasi yang tepat, lalu bahaslah bersama-sama. Dengan demikian, orang tua bisa langsung mengoreksi bila ada persepsi anak yang tidak tepat.
- Cermati usia anak saat memberi penjelasan tentang seksual. Saat balita anak menanyakan asal adik bayi, cukup jelaskan bahwa bayi berasal dari perut ibu. Sementara, untuk anak yang lebih tua, buku dan gambar-gambar sangat membantu dalam menjelaskan terjadinya proses reproduksi.
- Tak ada salahnya berdialog tentang seks bersama anak laki-laki dan perempuan. Bagaimanapun anak laki-laki perlu mengetahui lebih jauh tentang anak perempuan, dan sebaliknya. Pengetahuan dan pemahaman yang benar akan membantu anak-anak memiliki rasa tanggung jawab sejak dini.
Cara
menyampaikan pendidikan seks kepada anak sesuai tahapan usia:
1)
Usia 3-6 tahun
Menjelaskan
adanya dua jenis kelamin yang keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Anak
perempuan harus tahu bahwa dirinya berbeda dengan anak laki-laki, di dalam
tubuhnya terdapat rahim dan sebagainya. Anak juga harus dididik agar dia merasa
bahwa tubuhnya adalah sesuatu yang privasi dan berharga. Oleh karena itu,
jangan berlaku sembarangan dan jangan sekali-kali mengijinkan orang lain untuk
mencuri-curi pandang apalagi menyentuhnya.
2)
Usia 6 tahun -
masa puber
Penjelasan
persiapan masa puber sudah dimulai saat usia 10 tahun bagi anak laki-laki dan 8
tahun bagi anak perempuan. Tanda-tanda puber biasanya sudah tampak pada saat
usia dini, terlebih pada anak perempuan. Oleh karena itu orang tua harus mampu
membekali anak dengan pengetahuan seksualitas yang cukup, agar mereka
beranggapan perubahan yang terjadi dalam dirinya merupakan gejala normal yang
juga dialami oleh remaja lain.
Untuk perempuan,
orang tua harus mampu menjelaskan masalah haid dari sisi yang positif dengan
menjauhi ungkapan-ungkapan yang mengesankan bahwa haid adalah beban yang
ditanggung oleh tiap wanita setiap bulan. Orang tua diharapkan tidak berbohong
dalam memberikan penjelasan, karena seorang anak perempuan jika ia merasa bahwa
orang tua tidak memberikan penjelasan secara menyeluruh, ia akan mencari
penjelasan dari sumber-sumber lain yang salah dan menyesatkan.
Untuk anak laki-laki, ia
harus diberitahu bahwa suatu saat ketika ia tidur akan mengeluarkan cairan, dan
keluarnya cairan yang diiringi rasa nikmat itu adalah gejala yang normal. Dijelaskan
juga bahwa memiliki kecenderungan dengan lawan jenis adalah hal yang wajar,
namun diiringi dengan penjelasan batasan-batasan dalam berhubungan dengan lawan
jenis.