Tuesday, January 7, 2020

Remaja Harus Pahami Kunci Penyebaran HIV/AIDS

Remaja Harus Pahami Kunci Penyebaran HIV/AIDS



Setiap anak muda memiliki dorongan untuk mencari jati diri, termasuk dalam hal pergaulan. Pergaulan bebas yang berisiko pun masih mengintai generasi muda di Indonesia. Seperti konsumsi rokok, alkohol, konsumsi narkoba, hingga seks pranikah.

Selain rentannya masalah pergaulan, minimnya pengetahuan tentang transmisi penyakit akibat virus HIV/AIDS juga kerap diabaikan. Padahal pergaulan bebas dan gaya hidup yang negatif dari lingkungan sosial berperan dalam meningkatkan angka penderita HIV/AIDS yang selalu naik dari tahun ke tahun.

Menurut penelitian, saat ini sekitar 60% remaja Indonesia mengaku pernah melakukan seks pranikah. Dari angka tersebut 50% dari penderita HIV/AIDS ada dalam kategori usia remaja. Berdasarkan data tahun 2018, anak dan remaja di bawah usia 19 tahun yang mengidap HIV meningkat hingga 2.881 orang. Padahal pada tahun 2010, jumlah remaja yang terinfeksi HIV sebanyak 1.622 orang.

Akibatnya anak-anak muda ini banyak kehilangan kesempatan untuk melanjutkan sekolah, bekerja, memulai keluarga, dan berkontribusi maksimal dalam masyarakat luas. Mereka harus tergantung dengan obat ARV (antiretroviral) sambil berupaya menjaga kesehatan agar virus yang menggerogoti tubuhnya tidak semakin buruk.

Risiko HIV/AIDS begitu besar. Bukan hanya dari sisi kesehatan fisik yang terkena dampaknya. Tetapi juga aspek psikologis dan sosial, di mana masih ada pelabelan stigma negatif untuk orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Begitu rentannya masa depan anak muda, ditambah lagi pergaulan bebas yang bisa berisiko menyebabkan HIV/AIDS, menjadikan para orang tua perlu waspada. Ajak remaja berdiskusi sekaligus mengedukasi informasi selengkap mungkin tentang penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini.

Remaja harus Melek Edukasi tentang Seks Pranikah


Penularan HIV/AIDS awalnya paling banyak terjadi pada pelaku hubungan seks homoseksual. Namun pada perkembangannya, hubungan seks heteroseksual juga memiliki risiko yang sama.

Remaja perlu diberi informasi yang jelas bahwa seks sebelum menikah berpeluang meningkatkan risiko HIV/AIDS dan penyakit seksual menular. Baik hubungan seksual secara oral, vaginal, maupun anal. Hal ini karena penularan HIV/AIDS terjadi karena kontak cairan sperma dan cairan vagina.

Virus bisa menginfeksi lewat cairan ini apabila menyentuh bagian membran mukosa seperti lapisan yang ada di hidung, bibir, telinga, kemaluan, dan anus. Sehingga berhubungan melalui oral seks maupun anal seks juga berisiko HIV/AIDS.

Edukasi tentang seks bebas yang bisa berisiko negatif perlu diketahui remaja. Pemahaman ini juga sesuai dengan aturan norma-norma yang berlaku dalam keluarga, agama, sosial, dan hukum.

Meski seks dengan memakai pengaman seperti kondom dianggap mampu menangkal transmisi virus HIV/AIDS, bukan berarti menjalani seks pranikah aman dan dibolehkan. Remaja perlu didukung dengan aktivitas yang lebih positif untuk memaksimalkan potensi kemampuannya.


Remaja Harus Menjauhi Narkoba apapun Bentuknya

Selain melalui hubungan seksual, penggunaan narkoba jenis suntik juga menjadi penyebab penularan HIV/AIDS. Namun demikian, remaja juga harus tahu bahwa jenis narkoba apapun berbahaya untuk kesehatan.

Mengapa narkoba jenis suntik bisa menularkan HIV/AIDS? Jarum suntik biasanya digunakan untuk memasukkan narkoba ke aliran darah (intravena). Jika darah pengguna narkoba itu mengandung HIV/AIDS, darah yang tersisa di jarum bisa menginfeksi orang lain yang juga memakai jarum yang sama. Penggunaan jarum suntik secara bergantian dan tidak steril bisa menjadi media penularan virus HIV/AIDS.

Selain jarum suntik, pemakaian jarum yang juga berisiko adalah penggunaan jarum untuk tato, tindik, piercing yang tidak steril. Bahkan baru-baru ini ada yang terkena virus HIV setelah melakukan perawatan facial di klinik kecantikan.

Remaja harus terus memperbarui pengetahuannya tentang hal-hal yang bisa merugikan dirinya baik secara langsung maupun tak langsung. Baik yang bisa mempengaruhi dirinya saat ini atau masa depannya.


Itulah mengapa remaja perlu diajak untuk selalu fokus ke hal-hal positif, memilih pergaulan dan lingkaran pertemanan yang sehat, serta berani menolak/bersikap tegas jika terjadi kekerasan yang bisa melecehkan kehormatan dan harga dirinya.




Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk kesehatan keluarga anda. Kini, tak perlu repot lagi antri untuk berobat. Segera Download Aplikasi Rusabook sekarang juga. 

Jangan lupa follow akun sosial media kami di:

Bila ada pertanyaan bisa email ke : info@rusabook.com dan kunjungi website kami di http://www.rusabook.com

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search