Darah merupakan suatu
zat cair yang didalam tubuh manusia dan berperan untuk mengangkut oksigen dan
berbagai nutrisi serta mengedarkannya ke seluruh tubuh. Tanpa adanya darah,
tubuh kita tidak dapat menjalankan proses metabolisme karena nutrisi – nutrisi
serta oksigen tidak dapat di edarkan ke seluruh bagian tubuh. Darah tersusun
atas jutaan sel darah yang kemudian dikelompokkan kembali menjadi 3 jenis sel,
yaitu sel darah merah, sel darah putih, dan plasma darah. Pada kesempatan kali
ini kita tidak akan membahas mengenai jenis – jenis darah tersebut, tetapi
pembahasan kita akan terfokus pada suatu gangguan yang disebabkan oleh
kurangnya kadar sel darah putih dalam tubuh.
Dibandingkan dengan
sel darah merah dan plasma darah, sel darah putih memiliki jumlah yang paling
sedikit. Meskipun demikian, sel darah putih memegang peranan penting dalam
melawan berbagai infeksi baik yang disebabkan oleh virus, bakteri, maupun
jamur. Hal ini dikarenakan sel darah putih memiliki kemampuan untuk memproduksi
antibodi yang akan membantu memerangi zat asing tersebut. Sel darah putih
sendiri diproduksi oleh sumsum tulang dengan berbagai jenis yang berbeda, yang
meliputi neutrofil, limfosit, monosit, eosinafil, dan basofil. Ke semua jenis sel
darah putih tersebut memiliki tugas yang sama, yaitu untuk menjaga sistem
kekebalan tubuh manusia.
Meskipun memiliki
peranan penting dalam menjaga sistem imunitas tubuh, sel darah putih juga
sering mengalami berbagai gangguan, salah satunya adalah limfositopenia.
Limfositopenia merupakan suatu kondisi ketika sel limfosit berada dalam jumlah
yang rendah. Limfosit sendiri merupakan salah satu jenis dari sel darah putih.
Setidaknya, sebanyak 20 – 40 % sel darah putih merupakan sel limfosit, yang
terbagi menjadi 3 jenis, yaitu limfosit B, limfosit T, dan sel pembunuh alami.
Dibandingkan jenis sel lainnya, limfosit T merupakan sel yang paling sering
menurun jumlahnya dalam kasus limfositopenia.
Diketahui, ada beberapa faktor
yang dapat menyebabkan turunnya jumlah sel limfosit seseorang, yaitu :
- Tubuh
tidak memproduksi limfosit dengan jumlah yang cukup.
- Tubuh
memproduksi dalam jumlah cukup, namun sel yang dihasilkan mudah hancur.
- Sel limfosit terperangkap didalam limpa.
Selain faktor diatas,
menurunnya jumlah sel limfosit pada tubuh seseorang juga bisa disebabkan oleh
berbagai penyakit atau kondisi lain, diantaranya :
- Aids
- Malnutrisi
- Kanker
- Infeksi
kronis
- Penyakit
autoimun
- Infeksi
virus
- Penyakit
bawaan lahir
Kondisi limfositopenia
bisa menyebabkan gejala yang berkisar dari ringan hingga berat. Pada kasus
limfositopenia ringan, umumnya tidak diperlukan pengobatan. Pasien yang
mengalami limfositopenia ringan biasanya disarankan untuk memperbanyak
istirahat. Sedangkan pada kasus limfositopenia sedang hingga berat yang
menimbulkan infeksi, pengobatan biasanya ditujukan untuk melawan infeksi
tersebut. Misalnya ketika limfositopenia disebabkan oleh malnutrisi, maka
peningkatan gizi akan akan meningkatkan jumlah sel limfosit. Seseorang yang
memiliki kondisi limfositopenia harus selalu berhati – hati supaya tidak
terkena infeksi. Hal ini karena orang yang mengalami kondisi limfositopenia
memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah sehingga sangat rentan mengalami
infeksi.
Berikut ini merupakan
upaya pencegahan yang dapat anda lakukan untuk mencegah kondisi limfositopenia,
yaitu :
- Menghindari
orang yang sedang sakit.
- Menghindari
keramaian.
- Menghindari
makanan yang tidak bersih dan tidak matang.
- Selalu
menjaga kebersihan tubuh.
Bila ada pertanyaan bisa email ke : info@rusabook.com dan kunjungi website kami di http://www.rusabook.com