Autisme adalah
kelainan neurologis dan perkembangan yang dimulai pada masa kanak - kanak dan
bertahan seumur hidup. Autisme dapat mempengaruhi anak dalam interaksi social,
berkomunikasi secara verbal dan non verbal, serta perilaku. Anak dengan autism
mengalami kesulitan dalam memahami apa yang dirasakan orang lain. Hal ini
membuat mereka sangat sulit untuk mengekspresikan diri baik dengan gerak tubuh,
ekspresi wajah, dan sentuhan. Selain itu, anak dengan autism juga cenderung
melakukan hal yang diulang - ulang dan memiliki ketertarikan yang sempit dan
obsesif.
Seseorang dengan
sindrom autisme sangat sensitive sehingga ia akan sangat terganggu, bahkan
tersakiti oleh suara, sentuhan, bau, atau pemandangan yang tampak normal bagi
orang lain. Beberapa gejala autism dapat bervariasi dari ringan hingga berat.
Gejalanya biasanya dimulai saat seseorang masih berusia kanak - kanak, bahkan
dapat terjadi pada anak usia 1 - 2 tahun. Tanda dan gejala autism adalah :
- Tenang dan pasif.
- Tidak suka dipeluk atau hanya membolehkan dipeluk pada saat mereka menginginkannya saja.
- Tidak akan melihat lurus objek saat orang lain menunjuk kearah obyek tersebut.
- Lebih suka menyendiri.
- Tidak peduli saat orang bicara dengannya, namun merespon suara lain.
- Mengikuti sikap atau perilaku, seperti menjentikkan jari, menyusun obyek, dan memiliki kebiasaan yang harus dilakukan.
- Sulit beradaptasi dengan perubahan rutinitas.
- Sulit mengekspresikan kebutuhannya menggunakan kata - kata umum atau gerakan.
- Kurang dapat berimajinasi.
- Terlambat bicara.
Ilmuwan tidak
mengetahui penyebab pasti autism namun menyatakan bahwa faktor genetic dan
lingkungan berperan dalam autism. Yang menjadi perhatian khusus yaitu autism
meningkat pada decade ini tanpa diketahui alasannya. Peneliti menemukan
sejumlah gen berhubungan dengan kelainan ini. Dalam pencitraan pada penderita
autism, ditemukan perbedaan pada perkembangan beberapa area otak. Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko
seseorang terkena autism adalah :
- Jenis kelamin. Autisme terjadi 5 kali lebih sering pada laki - laki dibanding wanita.
- Riwayat keluarga. Keluarga yang memiliki anak autis mungkin akan memiliki anak autis lain.
- Penyakit lain. Autis cenderung lebih sering terjadi pada anak dengan genetic atau kondisi kromosom tertentu, seperti sindrom fragile x atau sklerosis tuberous.
- Bayi premature. Autisme lebih sering terjadi pada bayi premature. Biasanya bayi lebih berisiko jika lahir sebelum 26 minggu.
- Usia orang tua. Peneliti menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia orang tua dengan anak autism.
Beberapa gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu anda menangani anak autisme adalah :
- Lakukan aktivitas teratur di rumah anda untuk membantu mengurangi perilaku yang diulang - ulang.
- Selalu libatkan anak anda dalam program terapi yang diadakan tim dokter dan konselor.
- Carilah layanan dukungan dan kelompok dukungan lokal untuk orang tua dan anak autis.
- Ikuti instruksi dokter setelah terapi.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: