- “Bunda-bunda anakku usia tiga bulan, kok, belum tengkurap,ya? Miring juga belum bisa. Apakah masih wajar dan normal?”
- “Bunda anakku usia delapan bulan, kok, belum bisa merangkak, ya, itu normal atau tidak, sih?”
Pastinya
nanti akan ada beberapa komentar, di antaranya:
- Anakku usia tiga bulan sudah pintar tengkurap.
- Anakku saja yang lima bulan belum tengkurap, tidak apa-apa bunda biarkan saja nanti juga bisa.
- Anakku empat bulan masih miring-miring saja, tidak apa-apa bunda itu normal, yang paling penting stimulasi saja, karena tumbang tiap anak beda.
- Anakku usia enam bulan sudah merangkak.
- Anakku usia delapan bulan juga belum merangkak. Tidak apa-apa biarkan saja, tidak perlu bingung.
Nah,
kebiasaan para ibu kalau ada yang bertanya seperti itu bukannya memberi saran,
tetapi malah fokus membicarakan anaknya masing-masing. Membandingkan anaknya dengan anak orang lain, bukan memberi solusi. Akan tetapi
malah membuat si ibu yang bertanya semakin baper dan khawatir.
Memang benar kalau Tumbuh Kembang setiap anak itu berbeda, tetapi bukan berarti
terus dibiarkan saja tanpa stimulasi. Menurut orang tua zaman dulu, jika belum
waktunya suruh biarkan saja. Namun, menurut WHO stimulasi itu penting.
Mengapa penting? Sebab tiap anak itu beda, ada yang bisa tanpa perlu
distimulasi, tetapi ada yang harus distimulasi dulu agar bisa. Bukan berarti
anak dipaksa. Kalau dipaksa dan harus bisa itu bukan stimulasi, karena
stimulasi itu harus sabar dan telaten. Prosesnya pun lama, tidak instan.
Tumbuh kembang setiap anak memang berbeda, tetapi patokannya bukan anak orang
lain. Namun, yang dijadikan patokan aturan dari WHO. Jika, sudah melewati
batasan normal, sebagai orang tua harus waspada dan wajib konsultasi minimal ke
dokter.
Stimulasi sesuai tahapan usia, jangan ada tahapan yang terlewati. Jika anak
belum bisa tengkurap, maka fokus untuk stimulasi tengkurap dulu, baru lanjut
stimulasi duduk dan seterusnya. Karena jika anak belum bisa tengkurap, lalu
distimulasi duduk maka anak akan semakin sulit distimulasi tengkurap. Begitu
juga jika anak belum merangkak dan duduk sudah distimulasi berdiri maka anak
akan keasyikan berdiri sehingga malas untuk merangkak dan duduk. Anak tidak
akan mengerti minta berdiri kalau ibunya tidak memulai mengajarinya.
Tahapan milestone menurut WHO yang benar adalah tengkurap, duduk, merangkak,
merambat dan berdiri lalu berjalan.
Usia
berapa batasan anak harus bisa tengkurap?
Batasan
normal anak belum tengkurap adalah usia enam bulan. Jika di bawah enam bulan
belum bisa tengkurap, berarti masih wajar. Terus stimulasi secara rutin dan
sabar serta telaten. Jangan pernah menganggap anak kita malas dan tidak bisa.
Bagaimana
cara menstimulasi tengkurap?
Sering
latih si kecil miring. Rutin lakukan tummy time. Sering tengkurapkan
bayi. Pancing dengan mainan kesukaan bayi agar mencoba tengkurap.
Mulai
usia berapa bayi boleh diajari duduk?
Sejak
usia empat bulan bayi sudah bisa distimulasi duduk, dengan catatan sudah bisa
tengkurap bolak-balik.
Lalu,
usia berapakah batasan normal anak sudah harus bisa duduk?
Batasan
anak harus bisa duduk usia sembilan bulan. Jika masih di bawah sembilan belum
bisa duduk, berarti masih wajar. Namun, jika melebihi sembilan bulan belum bisa
duduk, maka harus konsultasi ke dokter atau ke klinik tumbuh kembang anak.
Bagaimanakah
cara menstimulasi bayi agar bisa duduk?
Dudukkan si kecil dikelilingi bantal, sandaran di sofa atau dipangku. Setiap
mau mendudukkan si kecil sebaiknya ajari prosesnya perlahan mulai dari tidur
telentang, miringkan badannya ke kiri. Lalu, telapak tangan kiri menapak kasur,
luruskan tangan angkat badannya. Lakukanlah secara rutin dan sabar serta
telaten. Jangan marahi si kecil, jika belum sanggup melakukannya. Dorong dan
beri semangat.
Batasan
normal anak bisa merangkak, usia berapa?
Bayi
bisa merangkak antara usia lima bulan sampai empat belas bulan. Berarti kalau
masih usia setahun belum bisa merangkak itu masih wajar dan normal. Jika
melebihi empat belas bulan, baru konsultasi ke dokter.
Bagaimana
cara stimulasi bayi cepat merangkak?
Stimulasi
merangkak bisa dimulai dengan mengangkat bagian bokong si kecil sedikit demi
sedikit. Bantu menopang badannya dengan tangan secara perlahan hingga dapat
merangkak dengan cara maju mundur. Berikan mainan atau sesuatu yang menarik di
depan si kecil, sehingga dia berusaha untuk maju. Sering contohkan cara
merangkak di depan si kecil.
Lalu,
usia berapa anak harus bisa berdiri dan berjalan sendiri?
Anak
harus bisa berdiri sendiri antara usia enam bulan sampai lima belas bulan.
Sedangkan untuk berdiri sendiri antara usia delapan bulan sampai delapan belas
bulan. Jika di bawah itu masih normal dan wajar, tetapi jika melebihi harus
konsultasi ke dokter atau klinik tumbuh kembang anak.
Bagaimana
cara stimulasi agar bisa cepat berjalan sendiri?
Pancing
dengan mainan favorit si kecil di atas kepalanya. Ini akan menantangnya untuk
menggapai-gapai mainan tersebut dan berusaha menegakkan badannya.
Ketika si kecil sudah mulai berdiri sendiri, jangan pernah mengagetkannya
(suara bernada mengagetkan), karena ini akan membuatnya takut dan malu untuk
mencoba berdiri. Biasakan adi kecil duduk dengan kaki memijak ke lantai dan
tanpa sandaran. Letakkan mainan pada posisi yang membuat si kecil harus
berusaha untuk meraih mainan tersebut, yaitu misalnya mainan diletakkan di
lantai dan posisi mainan lebih tinggi darinya. Bisa juga dengan diajak bermain
kuda- kudaan, bersepeda, dan bermain sambil berdiri, mendorong kursi atau
mainan yang bisa didorong-dorong.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: