Selama ini kita lebih
familiar dengan kelainan hidrosefalus yang terjadi pada bayi. Hidrosefalus
merupakan kelainan yang terjadi pada organ kepala bayi yang disebabkan oleh
penumpukan cairan pada otak bayi. Kondisi ini menyebabkan kepala bayi terlihat
lebih besar dari ukuran normal. Tetapi, ada salah satu kelainan yang luput dari
perhatian anda dan tidak kalah mengerikan dari hidrosefalus, yaitu kelainan
mikrosefalus. Mikrosefalus merupakan suatu kondisi ketika otak dan jaringan
didalamnya tidak dapat berkembang sempurna sehingga pertumbuhan otak bayi lebih
kecil daripada ukuran normalnya. Kondisi ini juga mempengaruhi tempurung
kepalanya. Alhasil, ukuran kepala bayi pun lebih kecil daripada ukuran kepala
bayi lainnya. Sayangnya, hal tersebut tidak terlalu nampak dan baru terlihat
saat bayi berusia diatas 1 tahun.
Ada beberapa penyebab
mikrosefalus yang harus anda ketahui, yaitu :
1. Craniosynostosis
Craniosynostosis
merupakan kondisi cacat lahir yang menyebabkan bentuk kepala bayi tidak normal
akibat adanya kelainan pada tulang tengkorak. Kelainan ini mempengaruhi
perkembangan kepala dan otak bayi sehingga dapat menjadi penyebab kepala bayi
berukuran lebih kecil dari pada seharusnya. Untuk mengatasi kelainan ini, bayi
memerlukan pembedahan untuk memisahkan tulang yang bermasalah. Jika tidak
terjadi masalah pada otak, operasi ini memungkinkan otak memiliki cukup ruang
untuk tumbuh dan berkembang.
2. Kekurangan gizi
Saat hamil, seorang
ibu membutuhkan cukup gizi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin
yang ada didalam kandungannya. Nutrisi penting yang dibutuhkan selama kehamilan
tersebut, dapat diperoleh dari makanan dan minuman seperti sayur, buah, daging,
ikan, kacang - kacangan, dan biji - bijian. Bila kebutuhan gizi ibu hamil tidak
tercukupi dengan baik, maka perkembangan bayi bisa terganggu. Hal ini dapat
menjadi salah satu penyebab kepala bayi berukuran kecil.
3. Infeksi
Infeksi yang terjadi
pada tubuh wanita hamil dapat menyebabkan masalah pada perkembangan bayi. Hal
ini dikarenakan infeksi dapat mengalir bersama darah dan masuk kedalam tubuh
bayi atau dapat juga mengganggu kinerja organ tubuh ibu yang seharusnya
menyempurnakan janin.
Berikut ini merupakan beberapa infeksi yang dapat
menyebabkan mikrosefalus pada bayi, yaitu :
- Infeksi
virus varicella yang menyebabkan tubuh mengalami demam disertai lenting yang
berisi air.
- Virus
zika yaitu virus yang disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti yang menyebabkan
demam zika.
- Toksoplasmosis
yaitu infeksi yang menyebabkan tubuh demam, kejang, dan pembesaran limfa.
- Infeksi
rubella yang menyebabkan ruam merah di selauruh kulit.
- Infeksi sitomegalovirus yang menyebabkan demam, kelenjar getah bening membengkak, dan nyeri otot.
Efek dari mikrosefalus
memang berbeda, tergantung dari tingkat keparahan penyakit serta kecepatan dan
ketepatan dari penanganannya. Yang pasti, mikrosefalus dapat menyebabkan
terlambatnya tumbuh kembang anak, seperti kesulitan berjalan dan sistem
motoriknya terganggu. Anak juga akan kesulitan mengingat dan menerima
informasi. Meskipun tidak bisa disembuhkan secara sempurna, anak yang menderita
mikrosefalus dapat ditangani dengan mendorong ukuran tengkorak kepala dan
pertumbuhan otak secara maksimal saat kepala bayi masih dalam keadaan lunak.
Anak yang menderita mikrosefalus juga dapat memperoleh perawatan dengan cara
mengaktifkan sel - sel otak dan perkembangan sel saraf secara optimal.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: