Tuesday, August 13, 2019

Mengenal Kondisi Atonia Uteri

Mengenal Kondisi Atonia Uteri


Melahirkan atau persalinan merupakan salah satu fase penting dalam kehidupan. Ketika fase melahirkan atau persalinan, seorang ibu sedang bersiap untuk melahirkan individu baru. Ini merupakan pertaruhan hidup dan mati bagi sang ibu dan bayi yang akan dilahirkan. Ada empat kemungkinan yang akan terjadi pada fase ini, yaitu ibu dan bayi selamat, ibu selamat bayi meninggal, ibu meninggal bayi selamat, dan kedua - duanya meninggal. Salah satu resiko terbesar yang dapat mengancam nyawa saat proses persalinan atau melahirkan adalah terjadinya pendarahan hebat pada rahim yang dikenal dengan atonia uteri.

Atonia uteri merupakan sebuah kondisi serius yang dapat terjadi setelah seorang wanita melahirkan bayi. Kondisi ini terjaid saat uterus atau rahim gagal berkontraksi setelah bayi lahir. Atonia uteri dapat menyebabkan pendarahan pasca melahirkan yang mengancam nyawa. Setelah melahirkan, otot - otot rahim seharusnya berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta atau ari - ari yang masih berada didalam rahim. Kontraksi ini juga berguna untuk menekan pembuluh - pembuluh darah yang terdapat pada plasenta. Penekanan ini berfungsi untuk mencegah terjadinya pendarahan. Jika kontraksi uterus tidak cukup kuat, maka pembuluh darah dapat mengeluarkan darah yang sangat banyak.

Atonia uteri adalah kondisi yang membutuhkan penanganan segera untuk menghentikan pendarahannya dan menggantikan darah yang hilang. Kondisi ini dapat mengancam nyawa, namun apabila dapat dideteksi secara cepat dan tepat, maka keadaan ini dapat ditanggulangi sepenuhnya. Gejala utama dari atonia uteri adalah rahim yang rileks dan tidak berkontraksi setelah melahirkan. Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak  dari pendarahan pasca melahirkan. Pendarahan pasca melahirkan didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih dari 500 ml setelah plasenta dikeluarkan. 



Gejala lain yang dapat timbul ketika seorang wanit amengalami pendarahan pasca melahirkan adalah :
  • Keluarnya darah yang sangat banyak dan tidak terkontrol setelah bayi dilahirkan
  • Tekanan darah menurun
  • Peningkatan denyut jantung
  • Rasa nyeri
  • Nyeri punggung


Ada beberapa faktor yang dapat membuat rahim tidak dapat berkontraksi setelah melahirkan yaitu :
  • Waktu melahirkan yang panjang atau terlalu lama.
  • Waktu melahirkan yang terlalu cepat.
  • Rahim yang meregang terlalu besar.
  • Penggunaan oksitosin atau anestesi umum selama melahirkan.
  • Induksi persalinan.


Penangan terhadap atonia uteri bertujuan untuk menghentikan pendarahan dan menggantikan darah yang hilang. Jika anda mengalami pendarahan, anda mungkin akan diberikan infuse cairan atau darah sesegera mungkin. Penanganan atonia uteri meliputi :
  • Pijat uterus atau rahim. Dokter akan meletakkan satu tangan pada vagina dan menekannya melawan rahim, sementara tangan lainnya menekan rahim atau perut.
  • Obat - obatan uterotonik seperti oxytocin dan methyilergonovine.
  • Tranfusi darah.




Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk kesehatan keluarga anda. Kini, tak perlu repot lagi antri untuk berobat. Segera Download Aplikasi Rusabook sekarang juga. 

Jangan lupa follow akun sosial media kami di:
Bila ada pertanyaan bisa email ke : info@rusabook.com dan kunjungi website kami di http://www.rusabook.com

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search