Melahirkan atau
persalinan merupakan salah satu fase penting dalam kehidupan. Ketika fase
melahirkan atau persalinan, seorang ibu sedang bersiap untuk melahirkan
individu baru. Ini merupakan pertaruhan hidup dan mati bagi sang ibu dan bayi
yang akan dilahirkan. Ada empat kemungkinan yang akan terjadi pada fase ini,
yaitu ibu dan bayi selamat, ibu selamat bayi meninggal, ibu meninggal bayi
selamat, dan kedua - duanya meninggal. Salah satu resiko terbesar yang dapat
mengancam nyawa saat proses persalinan atau melahirkan adalah terjadinya
pendarahan hebat pada rahim yang dikenal dengan atonia uteri.
Atonia uteri merupakan
sebuah kondisi serius yang dapat terjadi setelah seorang wanita melahirkan
bayi. Kondisi ini terjaid saat uterus atau rahim gagal berkontraksi setelah
bayi lahir. Atonia uteri dapat menyebabkan pendarahan pasca melahirkan yang
mengancam nyawa. Setelah melahirkan, otot - otot rahim seharusnya berkontraksi
untuk mengeluarkan plasenta atau ari - ari yang masih berada didalam rahim.
Kontraksi ini juga berguna untuk menekan pembuluh - pembuluh darah yang
terdapat pada plasenta. Penekanan ini berfungsi untuk mencegah terjadinya
pendarahan. Jika kontraksi uterus tidak cukup kuat, maka pembuluh darah dapat
mengeluarkan darah yang sangat banyak.
Atonia uteri adalah
kondisi yang membutuhkan penanganan segera untuk menghentikan pendarahannya dan
menggantikan darah yang hilang. Kondisi ini dapat mengancam nyawa, namun
apabila dapat dideteksi secara cepat dan tepat, maka keadaan ini dapat
ditanggulangi sepenuhnya. Gejala utama dari atonia uteri adalah rahim yang
rileks dan tidak berkontraksi setelah melahirkan. Atonia uteri merupakan
penyebab terbanyak dari pendarahan pasca
melahirkan. Pendarahan pasca melahirkan didefinisikan sebagai kehilangan darah
lebih dari 500 ml setelah plasenta dikeluarkan.
Gejala lain yang dapat timbul
ketika seorang wanit amengalami pendarahan pasca melahirkan adalah :
- Keluarnya
darah yang sangat banyak dan tidak terkontrol setelah bayi dilahirkan
- Tekanan
darah menurun
- Peningkatan
denyut jantung
- Rasa
nyeri
- Nyeri
punggung
Ada beberapa faktor
yang dapat membuat rahim tidak dapat berkontraksi setelah melahirkan yaitu :
- Waktu
melahirkan yang panjang atau terlalu lama.
- Waktu
melahirkan yang terlalu cepat.
- Rahim
yang meregang terlalu besar.
- Penggunaan
oksitosin atau anestesi umum selama melahirkan.
- Induksi
persalinan.
Penangan terhadap
atonia uteri bertujuan untuk menghentikan pendarahan dan menggantikan darah
yang hilang. Jika anda mengalami pendarahan, anda mungkin akan diberikan infuse
cairan atau darah sesegera mungkin. Penanganan atonia uteri meliputi :
- Pijat
uterus atau rahim. Dokter akan meletakkan satu tangan pada vagina dan
menekannya melawan rahim, sementara tangan lainnya menekan rahim atau perut.
- Obat
- obatan uterotonik seperti oxytocin dan methyilergonovine.
- Tranfusi
darah.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: