Bagi ibu hamil,
mengetahui usia kehamilan merupakan salah satu hal penting yang berguna untuk
memperkirakan tanggal kelahiran si jabang bayi. Namun, pengetahuan mengenai
cara menghitung usia kehamilan ini belum banyak dipahami oleh sebagian besar
wanita. Sebelum kita membahas mengenai cara menghitung usia kehamilan, hal yang
perlu anda ketahui adalah dengan mengetahui usia kehamilan, maka seorang wanita
hamil dapat mengetahui perkembangan atau pertumbuhan organ yang terjadi pada
janinnya, kebutuhan apa yang diperlukan oleh janin, dan hal apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukan selama usia kehamilan tersebut.
Dengan mengetahui usia
kehamilan, ibu hamil juga dapat mengetahui kapan jadwal pemeriksaan yang harus
dilakukan, baik ke dokter maupun ke bidan. Dengan demikian, kehamilan yang
sedang dijalani diharapkan menjadi kehamilan yang sehat dan menghasilan bayi
yang berkualitas. Salah satu cara popular yang sering digunakan untuk
mengetahui usia kehamilan adalah dengan metode HPHT atau hari pertama haid
terakhir. Cara menghitung hari kehamilan dengan metode HPHT juga dikenal dengan
rumus naegele. Cara ini dianggap sebagai cara terbaik bagi wanita yang memiliki
siklus haid teratur 28 - 30 hari. Selain dapat menghitung usia kehamilan, rumus
ini juga dapat digunakan untuk menghitung hari perkiraan lahir.
Berikut ini merupakan
contoh perhitungan menggunakan metode HPHT. Yaitu :
- Menentukan
HPHT.
- Menambahkan
satu tahun.
- Menambahkan
7 hari.
- Mundurkan
3 bulan.
Jadi, bila HPHT
tanggal 13 juli 2019, hitungannya menjadi :
- 13
juli 2019 + 1 tahun = 13 juli 2020
- 13
juli 2020 + 7 hari = 20 juli 2020
- 20
juli 2020 - 3 bulan = 20 april 2020
Berdasarkan
perhitungan tersebut, maka diperkirakan bayi akan lahir pada tanggal 20 april
2020. Lalu, bagaimana cara menghitungnya jika lupa tanggal HPHT ? Cara ini
tidak dapat di terapkan pada wanita yang tidak ingat HPHT-nya dan pada wanita
yang memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur. Pada beberapa kasus, rumus
naegele hanya dapat memprediksi dengan tepat sekitar 4%. Namun, 90% ibu hamil
akan melahirkan setelah tiga minggu dari hari perkiraan lahir. Cara
memperkirakan tanggal kelahiran dengan rumus atau kalkulator kelahiran pada
dasarnya hanyalah perkiraan. Jika seorang wanita melahirkan dua pekan lebih
awal atau dua minggu lebih cepat dari perkiraan, hal tersebut merupakan
kejadian yang wajar.
Berikut ini merupakan
beebrapa cara lainnya untuk memprediksi usia kehamilan dan hari perkiraan
lahir, diantaranya :
1. Tinggi puncak rahim
Selain menggunakan
metode HPHT, cara memperkiraan usia kehamilan juga dapat dihitung berdasarkan
tinggi puncak rahim. Cara menghitung usia kehamilan dengan metode ini adalah
dengan cara meraba puncak rahim yang menonjol di dinding perut. Perhitungan
dimulai dari tulang kemaluan sampai puncak rahim. Misalnya, jarak antara tulang
kemaluan dan puncak rahim anda 18 cm, berarti usia kehamilan anda adalah 18
minggu. Namun, menghitung usia kehamilan dengan cara ini sudah jarang
dilakukan.
2. Perhitungan parikh
Menghitung usia
kehamilan menggunakan metode HPHT memiliki kelemahan, karena metode ini hanya
cocok bagi wanita yang memiliki siklus menstruasi 28 - 30 hari. Jika siklus
haid tidak teratur, maka anda dapat menggunakan rumus parikh untuk menghitung
usia kehamilan dan hari perkiraan lahir. Perhitungan dilakukan dengan cara
menghitung saat terjadinya ovulasi, saitu siklus menstruasi dikurangi 14 hari.
Contohnya jika seseorang memiliki HPHT 4 januari 2019 dengan periode menstruasi
35 hari, maka rumusnya adalah :
HPHT + 9 bulan + (35 -
21) hari = 18 september 2019 (hari perkiraan lahir).
3. Menggunakan USG
Hasil USG dalam
menghitung usia kehamilan tentunya jauh lebih akurat jika dilakukan pada masa
awal kehamilan. Hal penting yang harus diketahui adalah seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan, tingkat pertumbuhan janin bisa berbeda - beda.
Selain dapat digunakan sebagai cara menghitung usia kehamilan, USG juga berguna
untuk memantau pertumbuhan janin.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: