Thursday, October 10, 2019

Ingin Mengatur Jarak Antar Kehamilan pasca Melahirkan? Lakukan 7 Tips Berikut Ini

Ingin Mengatur Jarak Antar Kehamilan pasca Melahirkan? Lakukan 7 Tips Berikut Ini

Setelah melahirkan, Bunda tentu berusaha menjaga buah hati dengan sebaik-baiknya. Tak jarang Bunda pun mempelajari seputar dunia bayi misalnya: bagaimana memandikan bayi, memberi ASI eksklusif, bagaimana mencegah penyakit, dan imunisasi untuk bayi.

Fokus yang terlalu terpusat pada bayi, kadang membuat Bunda lupa bahwa bunda pun perlu merawat diri pasca perjuangan panjang selama 9 bulan. Rasa lelah, kurang istirahat, nyeri jahitan setelah melahirkan per vaginam atau sectio caesar, menjadi permasalahan penting yang acapkali diabaikan.

Setelah melahirkan, Bunda perlu mulai kembali mengatur ritme untuk bisa menjalani peran sebagai ibu dan menjaga bayi dengan optimal. Di mana hal itu bisa didapat dengan mudah, salah satunya melalui pengaturan jarak antar kehamilan dengan tepat. Tidak terlalu dekat maupun tidak terlalu jauh.

Risiko kehamilan yang terlalu dekat

Jarak kehamilan termasuk dekat jika bunda mengandung lagi dalam kurun waktu kurang dari setahun. Idealnya Bunda baru boleh hamil lagi minimal dalam jarak 30 bulan (BKKBN) atau 33 bulan (WHO) dan paling lama 5 tahun.

Apabila Bunda hamil dengan jarak kurang dari 2 tahun, Bunda bisa mengalami berbagai risiko berbahaya. Bahkan risiko semakin besar jika kehamilan tidak direncanakan dan hadir beberapa bulan setelah fase nifas berakhir.

Di antara risiko hamil dalam jarak dekat antar kehamilan adalah:

     Meningkatkan potensi AKI (angka kematian ibu) dan perdarahan saat persalinan.
     Ibu tidak bisa menyusui bayi eksklusif.
     Meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR)
     Risiko cacat pada bayi akibat kurang nutrisi.
     Kelahiran prematur atau bayi lahir mati (stillbirth)
     Secara psikologis, ibu yang belum siap hamil lagi rentan mengalami depresi, tertekan, cemas berlebihan, dan emosional.





Mengapa perlu mengatur jarak kehamilan?

1. Perlunya bunda membangun kembali suplai nutrisi yang hilang pasca hamil dan melahirkan.

Setelah melahirkan bunda kehilangan banyak nutrisi penting seperti vitamin dan mineral dalam tubuh. Nutrisi ini diserap bayi selama hamil dan masih diperlukan usai melahirkan.

Jika Bunda hamil lagi dalam  jarak dekat, kadar asam folat yang dimiliki bunda semakin rendah dan terus berkurang. Padahal nutrisi asam folat penting untuk pertumbuhan janin agar sehat dan terhindar cacat otak.


2. Mengoptimalkan kesehatan reproduksi dan mencegah infeksi maupun inflamasi di bagian organ reproduksi seperti rahim.

Jika Bunda mengalami kondisi seperti endometritis atau mengalami peradangan di dinding rahim lalu hamil lagi sebelum peradangan tersebut disembuhkan maka kondisi ini akan muncul di kehamilan berikutnya. Peradangan ini bisa menyebabkan kelahiran prematur akibat luruhnya membran ketuban saat kehamilan di bawah 37 minggu.

Tips mengatur jarak antar kehamilan

1.    Bunda perlu banyak membaca dan mengedukasi diri dengan informasi kesehatan reproduksi yang valid untuk kesehatan diri dan keluarga.

2.  Menjaga kebersihan diri setelah melahirkan, fase nifas dengan perawatan kesehatan. Konsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan di Antenatal care lingkungan Bunda.

3.  Berhati-hati saat konsepsi agar tidak terjadi kehamilan yang tidak direncanakan. Tanyakan pada petugas kesehatan untuk  memilih metode yang paling tepat menunda kehamilan.

4.  Menyusui bayi secara eksklusif bisa menjadi motivasi utama Bunda untuk menjaga jarak kehamilan. Penuhi hak bayi Bunda dengan memberikan ASI hingga 2 tahun. Waktu penyusuan 2 tahun adalah waktu ideal untuk memulihkan kondisi rahim, fisik, dan mental Bunda. Termasuk fase untuk memberikan kebutuhan nutrisi penting untuk bayi di masa-masa emasnya.

5.    Fokus menjalin bonding dengan bayi yang baru dilahirkan. Nikmati proses menjadi ibu dengan pengasuhan yang optimal dan kasih sayang penuh untuk bayi Bunda.

6.  Selain tips di atas, Ayah dan bunda juga perlu menyamakan visi terkait pengaturan jarak kehamilan dan fokus untuk pengasuhan dan pemenuhan hak-hak kesehatan reproduksi Bunda. Keduanya saling bekerja sama dengan mendukung masalah ini.

7.    Bagaimanapun akan sulit jika Bunda bergerak sendiri untuk mengatur jarak kehamilan tanpa dukungan ayah. Sehingga, mulailah dengan memberikan saran pada pihak ayah agar memikirkan dampak negatif jarak kehamilan yang dekat pada diri bunda, bayi, bahkan lingkungan keluarga.


Maka dari itu, setiap keluarga perlu merencanakan pengaturan jarak antar kehamilan. Hal ini untuk bukan hanya untuk mendukung pemenuhan kesehatan reproduksi yang menyeluruh dari aspek fisik maupun mental dari ibu dan anak. Tetapi juga mempengaruhi berkembangnya generasi sumber daya manusia yang berkualitas.




Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk kesehatan keluarga anda. Kini, tak perlu repot lagi antri untuk berobat. Segera Download Aplikasi Rusabook sekarang juga. 

Jangan lupa follow akun sosial media kami di:
Bila ada pertanyaan bisa email ke : info@rusabook.com dan kunjungi website kami di http://www.rusabook.com

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search