Toilet merupakan salah
satu fasilitas wajib yang harus tersedia di setiap rumah. Hal ini karena,
toilet memiliki peranan sebagai penampung kotoran yang menjadi sumber penyakit.
Dulu, ketika toilet masih menjadi fasilitas mewah dan belum semua rumah
memiliki toilet, masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan “buang hajat” di
jamban - jamban yang ada dipinggir sungai atau dilapangan terbuka. Hal tersebut
tentunya mengundang berbagai penyakit dan menjadi kejadian luar biasa pada
zaman itu yaitu penyakit muntaber dan diare. Kotoran yang dibuang lepas
disungai dapat mencemari air sungai dan menyebarkan bibit penyakit. Sehingga,
apabila air tersebut digunakan untuk mandi, mencuci, atau digunakan sebagai air
minum, maka dapat menyebabkan penyakit seperti gatal - gatal, diare, atau
muntaber. Tetapi, kini toilet sudah menjadi fasilitas wajib yang harus tersedia
di setiap rumah dan hampir semua rumah sudah memiliki toilet didalamnya. Tugas
kita sekarang adalah menjaga kebersihan toilet, karena jika kebersihan toilet
tidak dijaga maka akan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.
Toilet sudah menjadi
fasilitas dasar yang harus tersedia di setiap rumah tangga maupun di setiap
fasilitas umum. Selain harus tersedia dalam jumlah yang memadai, kondisi toilet
pun harus bersih, nyaman, dan layak untuk digunakan. Hal ini karena jika toilet
dalam keadaan kotor, maka toilet tersebut berpotensi menyebarkan bibit
penyakit. Indonesia berencana untuk mencapai target sebagai Negara yang bebas
sanitasi buruk pada tahun 2019. Namun, menurut data yang dihimpun dalam profil
kesehatan Indonesia tahun 2018, baru sekitar 69,27% rumah tangga yang memiliki
akses terhadap sanitasi yang layak. Provinsi yang memiliki presentase akses
sanitasi tertinggi adalah bali, sebesar 91.14% dan Jakarta, sebesar 90.73%.
Sedangkan provinsi yang memiliki akses sanitasi terburuk adalah papua, sebesar
33,75% dan Bengkulu, sebesar 44,31%.
Salah satu penyakit
yang disebabkan oleh buruknya sanitasi adalah penyakit diare. Organisasi
kesehatan dunia (WHO) melaporkan sekitar 432.000 kematian terjadi akibat diare
setiap tahun. Pada tahun 2018, di Indonesia terjadi sekitar 10 kali kejadian
luar biasa (KLB) diare dengan jumlah penderita 756 orang dan angka kematian
sebesar 36 orang.
Tidak hanya diare, berbagai penyakit lain juga dapat terjadi
akibat kondisi sanitasi yang buruk maupun toilet yang kotor, diantaranya :
1. Penyakit demam tifoid
Penyakit demam tifoid
atau dikenal sebagai penyakit tifus disebabkan oleh infeksi bakteri salmonella
typhi. Gejala dari penyakit ini diantaranya adalah diare, mual, muntah, nafsu
makan menurun, tidak enak badan, dan ruam. Penyakit ini rentan terjadi pada
rumah tangga yang tidak memiliki akses terhadap air bersih maupun pada rumah
tangga yang tidak menjaga kebersihan toiletnya.
2. Disentri
Penyakit disentri
terjadi akibat infeksi bakteri shigella atau parasit entamoeba histolytica pada
usus. Jika anda terserang penyakit ini, maka anda akan mengalami beberapa
gangguan kesehatan seperti demam, mual, muntah, dan BAB berdarah. Penyakti
disentri dapat menular melalui air yang terkontaminasi bakteri. Namun, penyakit
ini dapat dicegah dengan cara selalu mencuci tangan menggunakan sabun setelah
menggunakan toilet.
3. Kolera
Kolera merupakan
sebuah penyakit yang menyebabkan seseorang mengalami diare dengan warna pucat
seperti air cucian beras. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri vibrio
cholera yang menular melalui air yang terkontaminasi. Jika dibiarkan tanpa
penanganan, penyakit kolera dapat menyebabkan dehidrasi parah hingga kematian.
Penyakit kolera biasa terjadi pada pemukiman yang memiliki akses sanitasi yang
buruk dan kondisi toilet yang kotor.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: