Pernahkah kalian
mendengar nama aspartam? Mungkin kalian masih jarang sekali mendengar nama zat
yang satu ini. Tetapi, cobalah anda memeriksa bungkus minuman atau minuman
serbuk, pasti disitu tertera nama aspartam dalam komposisi minuman tersebut.
Lalu, apa itu aspartam ? Aspartam merupakan pemanis buatan yang terbuat dari
gabungan dua asam amino yaitu asam aspartat dan fenilalanin. Aspartam merupakan
zat yang sering digunakan untuk menggantikan peran gula dalam memberikan rasa
manis pada makanan maupun pada minuman. Aspartam memiliki rasa manis hingga 200
kali lipat lebih tinggi dari gula pasir biasa, namun memiliki jumlah kalori
yang sama dengan gula pasir. Rasa manis yang berada pada tingkat yang jauh dari
gula pasir tersebut membuat kita hanya perlu mengkonsumsi aspartam dalam jumlah
sedikit.
Aspartam merupakan pemanis
buatan yang dinilai cukup aman dikonsumsi sebagai pengganti gula, tetapi
penggunaannya hanya diperbolehkan dalam batas wajar saja. Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia menginzinkan penggunaan aspartam sebagai pemanis
buatan, tetapi harus tetap memperhatikan pembatasan jumlah asupan per harinya.
Meskipun diizinkan dan dinilai aman, bukan berarti aspartam tidak memiliki efek
negatif. Berdasarkan publikasi dari situs diabetes self management, penggunaan
aspartam dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan, diantaranya adalah
keracunan methanol. Kondisi keracunan methanol ditandai dengan munculnya gejala
sakit kepala, vertigo, telinga berdengung, dan lemas. Tidak hanya itu, dampak
buruk lain yang dapat timbul akibat penggunaan aspartam yaitu terjadinya
kerusakan otak hingga timbulnya penyakit kanker.
Hingga saat ini,
aspartam merupakan zat yang paling teruji dan paling aman digunakan sebagai
pemanis buatan. Zat ini bisa dikonsumsi oleh hampir semua orang, kecuali bagi
mereka yang memiliki kelainan genetik langka yang disebut phenylketonuria. Kondisi
kelainan phenylketonuria dapat membuat tubuh penderitanya tidak dapat memecah
fenilalanin, sehingga konsumsi pemanis buatan yang mengandung fenilalanin dapat
berdampak buruk bagi kesehatan orang tersebut. Karena dampak buruknya lebih
besar dari manfaatnya, maka sebaiknya orang yang mengalami kondisi phenylketonuria
harus menghindari berbagai jenis makanan dan minuman yang mengandung zat
aspartam.
Dengan tingkat rasa
manis yang 200 kali lipat lebih tinggi dari gula pasir, aspartam juga sering
dipilih oleh para penderita diabetes untuk memberikan rasa manis pada makanan
dan minuman sebagai pengganti gula. Dengan menggunakan aspartam, para penderita
diabetes tetap dapat menikmati rasa manis tanpa perlu memperhatikan jumlah
kalori yang masuk. Meskipun cukup aman bagi penderita diabetes, penggunaannya
tidak bisa dilakukan secara sembarangan. BPOM RI menyatakan bahwa asupan
aspartam yang diperbolehkan adalah sebanyak 40 miligram per kilogram berat
badan per hari. Beberapa orang mungkin masih ragu dengan aspartam, karena zat
ini bukanlah pemanis alami. Sebaiknya, anda harus tetap berkonsultasi dengan
dokter anda mengenai penggunaan aspartam yang aman beserta dosis yang
dianjurkan.
Bila ada pertanyaan bisa email ke : info@rusabook.com dan kunjungi website kami di http://www.rusabook.com