Monday, March 16, 2020

Mengenal Aspartam Dan Efeknya Bagi Kesehatan

Mengenal Aspartam Dan Efeknya Bagi Kesehatan


Pernahkah kalian mendengar nama aspartam? Mungkin kalian masih jarang sekali mendengar nama zat yang satu ini. Tetapi, cobalah anda memeriksa bungkus minuman atau minuman serbuk, pasti disitu tertera nama aspartam dalam komposisi minuman tersebut. Lalu, apa itu aspartam ? Aspartam merupakan pemanis buatan yang terbuat dari gabungan dua asam amino yaitu asam aspartat dan fenilalanin. Aspartam merupakan zat yang sering digunakan untuk menggantikan peran gula dalam memberikan rasa manis pada makanan maupun pada minuman. Aspartam memiliki rasa manis hingga 200 kali lipat lebih tinggi dari gula pasir biasa, namun memiliki jumlah kalori yang sama dengan gula pasir. Rasa manis yang berada pada tingkat yang jauh dari gula pasir tersebut membuat kita hanya perlu mengkonsumsi aspartam dalam jumlah sedikit.

Aspartam merupakan pemanis buatan yang dinilai cukup aman dikonsumsi sebagai pengganti gula, tetapi penggunaannya hanya diperbolehkan dalam batas wajar saja. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia menginzinkan penggunaan aspartam sebagai pemanis buatan, tetapi harus tetap memperhatikan pembatasan jumlah asupan per harinya. Meskipun diizinkan dan dinilai aman, bukan berarti aspartam tidak memiliki efek negatif. Berdasarkan publikasi dari situs diabetes self management, penggunaan aspartam dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan, diantaranya adalah keracunan methanol. Kondisi keracunan methanol ditandai dengan munculnya gejala sakit kepala, vertigo, telinga berdengung, dan lemas. Tidak hanya itu, dampak buruk lain yang dapat timbul akibat penggunaan aspartam yaitu terjadinya kerusakan otak hingga timbulnya penyakit kanker.

Hingga saat ini, aspartam merupakan zat yang paling teruji dan paling aman digunakan sebagai pemanis buatan. Zat ini bisa dikonsumsi oleh hampir semua orang, kecuali bagi mereka yang memiliki kelainan genetik langka yang disebut phenylketonuria. Kondisi kelainan phenylketonuria dapat membuat tubuh penderitanya tidak dapat memecah fenilalanin, sehingga konsumsi pemanis buatan yang mengandung fenilalanin dapat berdampak buruk bagi kesehatan orang tersebut. Karena dampak buruknya lebih besar dari manfaatnya, maka sebaiknya orang yang mengalami kondisi phenylketonuria harus menghindari berbagai jenis makanan dan minuman yang mengandung zat aspartam.


Dengan tingkat rasa manis yang 200 kali lipat lebih tinggi dari gula pasir, aspartam juga sering dipilih oleh para penderita diabetes untuk memberikan rasa manis pada makanan dan minuman sebagai pengganti gula. Dengan menggunakan aspartam, para penderita diabetes tetap dapat menikmati rasa manis tanpa perlu memperhatikan jumlah kalori yang masuk. Meskipun cukup aman bagi penderita diabetes, penggunaannya tidak bisa dilakukan secara sembarangan. BPOM RI menyatakan bahwa asupan aspartam yang diperbolehkan adalah sebanyak 40 miligram per kilogram berat badan per hari. Beberapa orang mungkin masih ragu dengan aspartam, karena zat ini bukanlah pemanis alami. Sebaiknya, anda harus tetap berkonsultasi dengan dokter anda mengenai penggunaan aspartam yang aman beserta dosis yang dianjurkan.




Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk kesehatan keluarga anda. Kini, tak perlu repot lagi antri untuk berobat. Segera Download Aplikasi Rusabook sekarang juga. 

Jangan lupa follow akun sosial media kami di:

Bila ada pertanyaan bisa email ke : info@rusabook.com dan kunjungi website kami di http://www.rusabook.com

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search