Pemerintah Indonesia
telah menetapkan virus corona atau covid-19 sebagai wabah atau bencana nasional
dan telah menerapkan beberapa kebijakan untuk mencegah terjadinya penularan
virus yang lebih massiv. Salah satu kebijakan pemerintah dalam mencegah
penyebaran covid-19 adalah dengan menerapkan social distancing atau yang saat
ini telah diubah namanya menjadi physical distancing. Lalu, apa perbedaan
social distancing dan physical distancing hingga pemerintah perlu melakukan
perubahan nama? Social distancing merupakan suatu tindakan pembatasan yang
dilakukan untuk membatasi infeksi nonfarmasi atau memperlambat penyebaran suatu
penyakit menular.
Istilah social distancing
mulai populer ketika pemerintah Republik indonesia menerapkan program work from
home sebagai salah satu bentuk social distancing untuk mencegah penyebaran
wabah covid-19. Contoh penerapan dari social distancing dalam kehidupan sehari
– hari diantaranya menjauhi segala bentuk perkumpulan, jaga jarak antar
manusia, dan menghindari berbagai pertemuan yang melibatkan banyak orang.
Tetapi, tidak lama setelah istilah social distancing populer, organisasi
kesehatan dunia atau WHO mulai mengganti istilah social distancing dengan
istilah physical distancing. Physical distancing sendiri merujuk pada menjaga
jarak fisik antara satu orang dengan orang lainnya.
WHO beranggapan bahwa
menjaga jarak fisik bukan berarti kita memutus hubungan sosial, hanya saja kita
perlu menjaga jarak aman supaya tidak tertular covid-19. Pemerintah indonesia
sendiri mengambil kebijakan dalam penerapan physical distancing dengan cara
melakukan program work from home, meliburkan sekolah, kampus, dan berbagai
instansi lainnya serta menerapkan larangan keluar rumah jika tidak ada
kepentingan. Sebagai makhluk sosial yang terbiasa melakukan aktivitas
sosialisasi setiap harinya, tentu kita pasti merasakan bosan jika hanya berada
dirumah setiap hari. Apalagi, para pekerja harian tidak memiliki penghasilan
sama sekali ketika program ini diterapkan. Lalu, kegiatan apa yang bisa
dilakukan untuk mengusir rasa bosan sekaligus menambah penghasilan selama masa
physical distancing ? salah satunya adalah berkebun.
Yaps, berkebun
merupakan salah satu kegiatan yang sangat menyenangkan dan tentunya produktif.
Dengan berkebun kita bisa mengusir rasa bosan sekaligus bisa memproduksi sayur
– sayuran atau buah – buahan yang bisa kita konsumsi sendiri maupun untuk
dijual. Jika tujuan anda berkebun selama masa social distancing adalah hanya
sebagai pengusir rasa bosan, anda bisa mulai menanam berbagai jenis tanaman
seperti bunga, buah – buahan, maupun tanaman hias. Tetapi, jika tujuan anda
berkebun adalah untuk bertahan hidup, maka anda bisa menanam beberapa jenis sayuran
yang bisa dipanen dalam waktu kurang dari satu bulan.
Berikut ini merupakan
beberapa jenis tanaman yang bisa dipanen kurang dari satu bulan, yang bisa anda
terapkan selama masa social distancing, yaitu :
- Kangkung. Kangkung merupakan jenis sayuran yang bisa diolah menjadi berbagai jenis masakan mulai dari oseng kangkung, plencing kangkung, hingga pecel. Selain itu, kangkung juga memiliki masa panen yang cukup singkat yaitu hanya sekitar 3 minggu dari waktu penanaman biji. Anda tidak perlu khawatir jika tidak memiliki lahan yang luas, karena kangkung juga bisa ditanam pada lahan sempit maupun menggunakan metode hidroponik.
- Wortel bayi. Jenis tanaman lain yang bisa dipanen dalam waktu 1 bulan adalah wortel bayi. Wortel merupakan sayuran yang kaya akan kandungan vitamin A-nya dan sangat baik untuk kesehatan. Oleh karena itu, wortel juga sering diolah menjadi makanan bayi sehingga disebut juga sebagai wortel bayi. Untuk membudidayakan wprtel bayi, anda hanya perlu menanam benih wortel bayi dalam wadah maupun langsung menanamnya kedalam tanah. Untuk perawatannya, anda hanya perlu menyiramnya sebanyak 2 – 3 hari sekali. Dalam waktu 30 hari, wortel bayi yang anda tanam sudah bisa dipanen dan dijual.
- Selada. Selada merupakan salah satu jenis
sayuran yang kaya akan nutrisi. Tidak hanya itu, selada juga sangat mudah
tumbuh dan dapat ditanam dengan cara apapun, baik dengan cara konvensional
maupun hidroponik. Selada merupakan salah satu jenis tanaman yang cukup bandel,
karena bisa tumbuh di berbagai musim, bahkan pada suhu rendah sekalipun. Dengan
waktu panen yang hanya 30 hari, volume hasil panen dari tanaman selada ini juga
cukup baik.
Bila ada pertanyaan bisa email ke : info@rusabook.com dan kunjungi website kami di http://www.rusabook.com