Virus corona jenis
baru atau yang lebih kita kenal dengan sebutan covid-19 merupakan jenis virus
yang dapat menyebar dengan sangat cepat. Virus ini dapat menempel di benda mati
dan dapat bertahan hingga 9 jam pada benda tersebut. Ketika virus tersebut menempel
di fasilitas publik seperti ATM, maka kita dapat membayangkan bahwa akan banyak
sekali orang yang terpapar oleh virus tersebut. Ketika virus corona telah
menempel pada tangan manusia dan masuk kedalam saluran pernapasan serta
menginfeksi sel hidup yang ada didalam tubuh, maka virus tersebut akan
menggandakan diri dan membuat infeksinya meyebar ke seluruh tubuh. Infeksi yang
ditimbulkan oleh virus corona dapat menyebabkan terjadinya gangguan pernapasan
akut hingga dapat membuat seseorang kehilangan nyawa. Oleh karena itu,
pemerintah diberbagai negara di dunia sedang berupaya untuk menghentikan
penyebaran covid-19.
Upaya dalam
menghentikan penyebaran wabah covid-19 dilakukan hampir oleh seluruh negara
didunia dengan berbagai cara, sesuai dengan keahlian dari negara masing –
masing, salah satunya adalah dengan melakukan berbagai tes kesehatan kepada
masyarakat untuk mendeteksi penyebaran virus tersebut. Berbagai tes kesehatan
ini dilakukan untuk melakukan deteksi dini kepada seseorang tentang ada atau
tidaknya virus corona pada orang tersebut. Jika hasil tes menunjukkan positif,
maka orang tersebut akan mendapatkan penangan lebih lanjut dari tim medis.
Tetapi, jika hasilnya negatif maka mereka akan dianjurkan untuk menjaga jarak
aman dengan orang lain agar tidak tertular virus, dan menerapkan kebiasaan
hidup sehat seperti cuci tangan pakai sabun, olahraga teratur, dan mengkonsumsi
makanan dan minuman yang bergizi.
Pemerintah inidonesia
sendiri, telah menetapkan prosedur deteksi dini terhadap virus corona dengan
menggunakan 3 jenis tes, yaitu :
1. Polymerase Chain Reaction
Polymerase chain
reaction atau yang disingkat menjadi tes PCR merupakan jenis tes atau
pemeriksaan yang menggunakan sampel dari hidung hingga tenggorokan. Sampel
lendir pada hidung dan tenggorokan ini diambil karena pada bagian tersebut
merupakan tempat berduplikasinya virus corona. Virus yang aktif umumnya
memiliki materi genetika bisa berupa DNA, RNA, maupun keduanya. Tetapi, pada
virus corona, materi genetiknya hanya berupa RNA saja. Kemudian, RNA inilah
yang diamplifikasikan dengan RT-PCR sehingga virus bisa terdeteksi. Sayangnya,
pemeriksaan menggunakan metode PCR membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan
hasil tesnya, karena hanya dapat dilakukan di laboratorium yang ditunjuk oleh
pemerintah.
2. Rapid Test
Jika metode PCR
membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan hasil test-nya, berbeda dengan metode
rapid test. Metode tes kesehatan ini hanya memutuhkan waktu sekitar 15 – 20
menit untuk mendapatkan hasilnya. Rapid test sendiri menggunakan sampel darah
sebagai media untuk mendeteksi adanya virus atau tidak pada tubuh seseorang.
Metode ini melakukan deteksi terhadap kadar immunoglubin yang ada pada darah
orang tersebut. Jadi, ketika seseorang terinfeksi atau terjangkit suatu virus,
maka sistem kekebalan tubuh orang tersebut akan membentuk suatu antibodi yang
disebut dengan immunoglubin. Ketika dalam darah seseorang ada kandungan
immunoglubinnya, maka orang tersebut bisa di duga positif terpapar virus.
Tetapi, metode ini memiliki kelemahan yaitu dapat menghasilkan false negative,
yaitu ketika dengan rapid tes menunjukkan hasil negatif, sedangkan dengan
metode PCR menunjukkan hasil positif.
3. Tes Cepat Molekuler
Tes cepat molekuler
atau yang disingkat dengan TCM merupakan tes kesehatan yang umum dilakukan
untuk mendeteksi penyakit tuberkulosis. Pemeriksaan dengan metode TCM ini
menggunakan sampel dahak dengan amplifikasi asam nukleat berbasis catridge. Tes
ini akan mengidentifikasi virus corona pada mesin yang menggunakan catridge
khusus yang telah didesain untuk mendeteksi virus corona. Hasil tes TCM bisa
diketahui dalam waktu kurang dari 2 jam.
Bila ada pertanyaan bisa email ke : info@rusabook.com dan kunjungi website kami di http://www.rusabook.com